SULTENG RAYA – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) diwakili Vice President Director, Adriansyah Chaniago memaparkan rekam jejak perusahaan selama 55 tahun beroperasi di Tana Luwu dalam acara Temu Saudagar Tana Luwu di Rumah Jabatan Bupati Luwu Timur Jalan KI Hajar Dewantara, Puncak Indah, Malili, Senin malam (22/1/2024).
Acara itu turut dihadiri beberapa kepala daerah yakni Bupati Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Kolaka, Kolaka Utara, Kota Palopo dan Pj Gubernur Sulsel.
Adriansyah mengatakan, selama setengah abad lebih beroperasi PT Vale memanfaatkan sumber daya alam Bumi Batara Guru dengan tiga prinsip yakni, people,planet dan profit.
“Dan prinsip ini akan kami bawa juga di dua wilayah operasional kami, yaitu Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan Morowali, Sulawesi Tengah, yang saat ini sedang dalam tahap persiapan atau early work. Insha Allah akan ada perluasan pabrik di Sulsel juga, tepatnya di wilayah Malili. Total investasi kami hampir mencapai 9 juta US dollar,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Kamis (25/1/2023).
Dia menyampaikan, rekanan investor PT Vale adalah pelaku industri manufaktur ternama di dunia. “Kami bekerja sama dengan investor luar negeri dan juga dengan produsen mobil yang ada di Kolaka, yaitu Ford. Kami terus berupaya untuk menarik investor asing, terutama dari Amerika dan Eropa,” kata Adriansyah.
Adriansyah menjelaskan, dalam beroperasi PT Vale mengedepankan praktik berkelanjutan yang berfokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.
“Pada aspek sosial kami paparkan dalam bagaimana kami mengutamakan keselamatan dan kesehatan bagi para pekerja kami. Life Matters Most, tidak ada yang paling penting kecuali kehidupan,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Luwu Timur, Budiman, mengatakan, PT Vale telah banyak berkontribusi untuk Tana Luwu dan memberikan pendapatan asli daerah yang luar biasa. PT Vale kata dia, bukan hanya mengembangkan sektor pertambangan, namun juga menciptakan inovasi untuk masyarakat di sektor pertanian, pariwisata, perkebunan, dan perikanan. “Kami berharap, para saudagar kita ini bisa berinvestasi juga di Tana Luwu,” ujarnya.
Budiman menyatakan, akan memberikan kemudahan investasi dan dukungan kepada para saudagar agar dapat berkontribusi dalam memajukan ekonomi.
“Kita ingin dari pertemuan ini akan muncul ide-ide kreatif dan inovatif yang dapat mengangkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Luwu Timur,” ujarnya.
Acara Temu Saudagar Tana Luwu digagas oleh Budiman sebagai momentum menguatkan investasi dan perekonomian daerah. Budiman menerangkan, peringatan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-78 dan Hari Jadi Luwu ke-756. Dalam pertemuan ini, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin melaunching Logo City Branding Kawasan Strategis Kabupaten Lutim Bumi Batara Guru; Sustainable & Harmony.
Menurut Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar, semua kepala daerah wajib bisa menguasai peta pembangunan daerah masing-masing dari berbagai sektor. Mulai dari pertanian, peternakan serta pertambangan.
Tiga sektor tersebut merupakan potensi bisnis yang menjanjikan untuk memungkinkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Tana Luwu ini.
“Saat ini Indonesia mulai melakukan gerakan menuju Indonesia emas di 2045 mendatang. Untuk meraih Indonesia emas, mulai dari pendapatan rata-rata masyarakat seluruh Indonesia harus Rp12 juta per bulannya,” ungkap Bahtiar.
Khusus Provinsi Sulsel, saat ini rata-rata pendapatan masyarakatnya masih rendah. Kecuali Luwu Timur sudah mencapai Rp7 juta per bulannya. “Rata-rata pendapatan masyarakat Luwu Timur sekarang sudah mencapai Rp7 juta per bulannya,” ungkapnya.
Untuk itu, kata Bahtiar, investor harus diberi kemudahan agar berlomba-lomba masuk berinvestasi di Tana Luwu dan seluruh daerah di Sulsel, agar bisa mencapai target Indonesia emas di 2045 kelak.
Sektor pertanian harus diperbaiki mulai dari alat pertanian sampai pada menanam komoditi yang lebih kecil biaya dan besar keuntungan seperti pisang cavendish, sukun, durian dan masih banyak lagi. Demikian juga sektor kelautan dan perikanan, hingga pertambangan.
“Luwu Timur, Luwu, Luwu Utara, Kolaka dan Kolaka Utara ini adalah daerah yang sangat potensial di sektor industri pertambangan dan smelter,” tambahnya. RHT