Pukul 01.00 WITA lebih sedikit, notifikasi pesan WA Andi (28) berbunyi. Layar gawainya ia lihat, siapa gerangan yang hendak menghubungi tengah malam buta seperti ini. Ia masih terjaga malam 19 November 2023 itu, karena harus mengerjakan tugas kantor yang harus dikumpul Senin pagi.

RAHMAT KURNIAWAN / SULTENG RAYA.COM

Rupanya, yang menghubungi Andi adalah adik nomor dua-nya dari kampung, Desa Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

“Sudah tidur ngana?” tanya Kiki (25). Pesan itu lama ia diamkan. “Kabar apa ini? kenapa malam-malam begini dia menghubungi,” Andi menggerutu dalam hati. Pesan sarat kecemasan itu lantas tak dibalas beberapa waktu.

Sekira 20 menit kemudian, Andi menjawab pesan tersebut. Ia tak lagi fokus mengerjakan tugasnya. Pikirannya sudah melayang-layang, menerka-nerka, dan cemas. Ada apa sebenarnya?.

Sebab biasanya, kabar tak sedap; kabar duka, ibu sakit, adik sakit, kejadian yang tak ingin didengar dan dilihat, selalu mengiringi kalau seseorang menghubungi tengah malam, apalagi yang menghubungi adalah saudara kandung sendiri.

“Kenapa?” jawab singkat Andi. Sekira 10 menit tak ada jawaban dari Kiki sembari Andi meneruskan pekerjaanya yang nyaris selesai.

Namun, seketika perasaan campur aduknya tadi berubah menjadi perasaan lega melihat teks notifikasi. Pasalnya, bukan kabar tak sedap, melainkan hanya permintaan kecil biasa, kebutuhan dasar keluarga.

“Mati lampu di rumah, habis token listrik. Baru papa saya hubungi sudah tidak aktif. Mau pergi isi pulsa sudah tutup kios jam begini, sudah tidak ada juga ojek. Baru saya ada depan leptop kerja data base desa,” jawab Kiki dalam pesannya.

Beh, saya kira juga apa. Kirim nomor token, saya isi lewat BRImo saja!,” jawab Andi. Transaksi itu pun selesai dalam waktu tak sampai dua menit, kode token listrik langsung didapatkan untuk kemudian langsung ia kirim ke adiknya. “Untung ada BRImo!,” ucapnya sembari meletakkan gawai di samping leptop kerjanya.

Ya, kehadiran layanan digital perbankan menjadi langkah solutif untuk setiap transaksi dasar keluarga dewasa ini. Layanan-layanan pembayaran dasar yang dahulu menuntut seseorang harus bergerak seperti cerita Andi dan Kiki, kini satu dalam genggaman karena ketersediaan mobile bangking yang memiliki fitur komplet seperti Super Apps BRImo.

Melalui komitmen digitalisasi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BRI, kini nasabah khususnya user BRIMo di seluruh Indonesia sangat terbantu lewat layanan cepat, mudah, dan aman.

Pola hidup “gen Z” yang cenderung mageran melakukan mobilitas demi keperluan remeh-temeh sangat didukung kehadiran layanan Super Apps BRImo itu.

Saat ini, beragam kemudahan mulai dari transfer, top up pulsa, dan token listrik, berbagai pembayaran, dan transaksi lainnya dapat dinikmati nasabah dengan lebih mudah dan praktis dalam genggaman gawai.

Direktur Jaringan dan Layanan BRI, Andrijanto, mengatakan, saat ini BRImo telah digunakan 29,8 juta user di seluruh Indonesia. Kinerjanya pun meningkat 66,87 persen dari triwulan III 2023 terhadap triwulan III 2022 (yoy) dengan plafon transaksi mencapai Rp2.984 triliun.

“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada BRI. Tentunya kami terus mengembangkan BRImo untuk menjawab berbagai kebutuhan nasabah dengan cepat, mudah dan tentunya aman,” jelas Andrijanto.

BRI Tingkatkan Keamanan BRImo

Namun, tak hanya kenyamanan dan kemudahan yang menjadi komitmen BRI dalam pengembangan aplikasi tersebut, Perseroan juga menggaransikan jaminan keamanan bagi setiap penggunanya.

Beragam keunggulan proteksi dan perlindungan ditawarkan BRImo, diantaranya terdapat fitur safety mode BRImo. Fitur itu, kata Andrijanto memiliki fungsi utama untuk melindungi akun pengguna dari penyalahgunaan atau kecurangan yang mungkin terjadi dalam proses transaksi.

Dalam mode itu, beberapa fitur transaksi yang berpotensi berbahaya atau merugikan, termasuk pengurasan saldo rekening, akan dibatasi atau dinonaktifkan demi tujuan mencegah terjadinya akses yang tidak sah dan penyalahgunaan akun nasabah.

“Keamanan merupakan concern di setiap aktivitas perbankan. Tidak terkecuali untuk channel transaksi yang berbasis digital, dimana saat ini tengah marak kasus kejahatan siber yang menyasar nasabah. Penerapan pertahanan keamanan yang berlapis serta menggunakan berbagai macam sistem proteksi sudah diterapkan sejak proses desain aplikasi ini. Pada intinya, nasabah tidak hanya nyaman karena mudah, tapi juga nyaman karena aman,” tutup Andrijanto. ***