SULTENG RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah, mencatat, dua kota indeks harga konsumen (IHK), Luwuk dan Kota Palu secara kumulatif mengalami deflasi 0,05 persen selama Oktober 2023.

“Kota Palu tercatat mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan inflasi, sementara Kota Luwuk pada bulan ini mengalami deflasi sebesar 0,58 persen,” kata Kepala BPS Sulteng, Simon Sapary, dalam video conferences data strategis bulanan BPS, Selasa (1/11/2023).

Dikatakannya, deflasi Oktober 2023, dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,99 persen, diikuti oleh kelompok kesehatan 0,17 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,03 persen.

Indeks penurunan itu diimbangi kenaikan indeks harga sektor lain yakni pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,02 persen, diikuti oleh kelompok pendidikan 0,17 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,16 persen.

Selanjutnya, kenaikan juga ada pada kelompok transportasi 0,13 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,10 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,07 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,02 persen. Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan relatif tidak mengalami perubahan indeks harga.

Dari 90 kota pantauan IHK nasional, tercatat 21 kota mengalami deflasi dan 69 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,08 persen dan terendah di Kota Kendari sebesar 0,01 persen.

Kota Gorontalo mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,00 persen, sementara Kota Tasikmalaya mengalami inflasi terendah sebesar 0,01 persen. Kota Palu menempati urutan ke-58 inflasi di tingkat nasional dan urutan ke-8 di kawasan Sulampua, sementara Kota Luwuk menempati urutan ke-3 deflasi di tingkat nasional dan urutan ke-2 di kawasan Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua). RHT