SULTENG RAYA—Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD Dikdasmen, Iwan Syahril mengungkapkan bahwa Perencanaan Berbasis Data (PBD), termasuk juga Rapor Pendidikan, merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar dalam rangka memastikan pendidikan berkualitas untuk seluruh peserta didik Indonesia.
“Melalui PBD, kita ingin memastikan peserta didik mengalami kemajuan belajar sehingga lebih kompeten dan berkarakter. Selain itu, kita juga ingin memastikan bahwa kelompok-kelompok yang termarginalkan (sulit mendapat akses pendidikan) dibantu untuk mendapatkan akses pendidikan yg berkualitas,” katanya, melalui rilisnya, Sabtu (28/1/2023).
Lebih lanjut, Dirjen Iwan menjelaskan, terdapat empat indikator untuk mendorong transformasi dalam satuan pendidikan. Salah satunya adalah PBD.
“Indikator pertama adalah mendorong agar satuan pendidikan berpihak kepada tumbuh kembang murid. Kedua, menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan dan inklusif. Ketiga, satuan pendidikan mengembangkan budaya refleksi berbasis data. Terakhir, peningkatan hasil belajar murid, terutama kompetensi fondasi seperti literasi, numerasi, dan karakter,” jelas Iwan Syahril.
Dirjen PAUD Dikdasmen menegaskan bahwa PBD dan Profil Pendidikan juga merupakan upaya kita bersama memperbaiki permasalahan peningkatan mutu pendidikan dengan lebih sederhana dan bermakna. “Dengan PBD, kita dapat melakukan transformasi satuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan dimulai dengan perencanaan dan penganggaran yang tepat,” terang Iwan seraya mengatakan bahwa tiga langkah penerapan PBD adalah Identifikasi, Refleksi, dan Benahi (IRB).
Dirjen Iwan menceritakan kunjungan kerja yang dilakukan sebelum pandemi ke sebuah pulau kecil di Papua Barat yang masuk kategori daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (3T) dan berkesempatan bertemu dengan banyak guru hebat yang belajar secara mandiri di Platform Guru Belajar dan Berbagi.
“Saya kagum di daerah dengan kategori 3T, namun guru-gurunya memiliki semangat belajar tinggi. Tahun 2021, tercatat di data yang kami miliki, di daerah 3T ternyata 35 persen guru-guru sudah ikut belajar di Platform Guru Belajar dan Berbagi. Itu artinya, guru-guru di daerah terpencil pun sebenarnya memiliki semangat belajar dan resiliensi yang luar biasa,” tutur Iwan.
Selanjutnya, mengenai penerapan PBD, Iwan mendorong guru-guru untuk bergabung dan secara aktif mengakses Platform Merdeka Mengajar yang telah menyediakan beragam komunitas belajar di mana para guru dapat memilih komunitas yang sesuai dengan kebutuhan.
“Terdapat sekitar 13.000 komunitas di Platform Merdeka Mengajar. Guru (diberi) kemerdekaan untuk memilih, sesuai dengan fokus yang dikehendaki semisal literasi, numerasi, serta dapat melakukan interaksi di PMM,” tandas Iwan. *ENG