Selain evaluasi usulan tambang, mahasiswa juga mendesak pemerintah untuk fokus pada peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, serta memperbaiki infrastruktur pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Parimo.

Talib juga mengajak seluruh pihak mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan swasembada pangan yang sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Ia berharap Parimo ke depan dapat benar-benar menjadi lumbung pangan yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat di Sulawesi Tengah.

“Dengan mendukung swasembada pangan, kita bisa menjadikan Parimo sebagai lumbung pangan yang kuat dan berdaya bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.

Aksi penolakan ini menjadi penanda bahwa polemik usulan WPR emas di Parimo masih terus bergulir, menunggu langkah evaluasi dan keputusan pemerintah daerah terhadap masa depan tata kelola sumber daya alam di wilayah tersebut.*ENG