Keteladanan sosial berperan penting dalam mendorong lahirnya warga kota yang meniru tokoh yang mendapat legitimasi sosial, terutama dari tokoh masyarakat, pemimpin komunitas, guru, dan aparat pemerintah. Ketika tokoh-tokoh ini secara konsisten menampilkan perilaku pengelolaan sampah yang baik, muncul tekanan sosial positif yang mendorong imitasi dalam perilaku baik itu.
Dan apa yang disaksikan saat ini di Kota Palu, tumbuh baik banyak taman kota yang terjaga kebersihannya juga memberi pengaruh kuat terhadap pembentukan kebiasaan warga kota. Lingkungan fisik seperti ruang publik yang bersih, rapi, dan terstruktur memberikan pesan simbolik bahwa kebersihan adalah norma bersama. Dalam teori psikologi lingkungan, kondisi fisik yang terjaga dapat mengurangi kecenderungan perilaku antisosial, termasuk membuang sampah sembarangan. Dengan demikian, lingkungan fisik atau infrastruktur fisik bukan hanya alat, tetapi bagian dari strategi pembentukan kebiasaan. Lingkungan yang bersih melahirkan perilaku bersih.
Dan terpenting pula adalah internalisasi nilai budaya dan religius dalam warga kota. Nilai budaya dan religius dapat menguatkan internalisasi norma kebersihan. Di banyak masyarakat, termasuk warga kota Palu, kebersihan tidak hanya dipandang sebagai aspek kesehatan tetapi juga sebagai nilai moral. Integrasi pesan-pesan lingkungan dalam pendidikan formal, kajian keagamaan, dan kegiatan adat dapat memperkuat rasa tanggung jawab kolektif ini ditengah warga kota.
Dengan demikian, upaya membangun budaya pengelolaan sampah di Kota Palu tidak cukup berfokus pada peningkatan infrastruktur atau penegakan regulasi saja. Intervensi yang lebih mendalam perlu diarahkan pada pembentukan hasrat kolektif masyarakat untuk merawat kebersihan kotanya. Ketika hasrat itu tumbuh, ketika warga merasa memiliki kota ini, merasa bertanggung jawab atas kebersihannya, maka berbagai inovasi dan program pengelolaan sampah akan lebih mudah diimplementasikan dan akan berkelanjutan.
Akhirnya, masalah sampah bukan hanya persoalan teknis, tetapi persoalan pembentukan kualitas warga kota. Keberhasilan pengelolaan sampah di Kota Palu pada dasarnya bergantung pada seberapa jauh masyarakat menginternalisasi nilai kebersihan sebagai bagian dari identitas kolektifnya. Bila hasrat itu berhasil dididik dan ditumbuhkan, maka Palu tidak hanya menjadi kota yang bersih, tetapi juga kota yang beradab dan berkelanjutan. Semoga.
Penulis:Dosen Unisa Palu