Dari hasil pembahasan, ditemukan bahwa kondisi tanah di wilayah pesisir di Kota Palu tergolong rapuh sehingga rentan terhadap gempa dan longsor. Kurangnya pengerukan sungai serta pengelolaan pasir yang belum optimal juga menjadi perhatian karena dapat memicu banjir dan memperparah sedimentasi.
Sebagai tindak lanjut, Forkopimda Kota Palu menyepakati sejumlah rencana strategis, di antaranya penguatan kawasan pantai dengan struktur beton dan pengikatan tanah untuk mencegah longsoran, kampanye kesiapsiagaan bencana guna meningkatkan kesadaran masyarakat, monitoring dan mitigasi risiko gempa serta tsunami untuk meminimalkan korban dan kerusakan.
Kemudian, pemerataan pembangunan infrastruktur, guna mengurangi kesenjangan antarwilayah dan peningkatan kapabilitas adaptasi terhadap perubahan iklim untuk menjaga ketahanan lingkungan.
Sementara itu, Kapolda Sulteng menilai kegiatan semacam coffee morning, sangat positif karena menjadi wadah untuk menyatukan langkah antar instansi dalam menjaga keamanan dan keberlanjutan pembangunan daerah.
“Sinergi lintas lembaga dan partisipasi masyarakat merupakan kunci dalam mewujudkan Kota Palu yang aman, tangguh, dan berkelanjutan,”ujar Kapolda. AMR