Di tempat yang sama, Kepala Bidang Fasilitas dan Advokasi Bahasa dan Sastra Kemendikdasmen Dr. Adi Budiyanto, M.Hum menyampaikan jika penggunaan bahasa daerah tergerus di kalangan generasi muda, revitalisasi merupakan bagian dari upaya pelestarian untuk mendorong penggunaan kembali dikalangan generasi muda, kerena bahasa daerah bagian dari pelestarian budaya dan jati diri bangsa.
Saat ini Balai Bahasa Indonesia telah bekerja keras bersama pemerintah telah berhasil merevitalisasi 111 bahasa daerah se infonesia. “Keberhasilan ini mustahil terwujud tanpa kolaborasi yang luar biasa. Olehnyw itu festaval tidak boleh hanya berenti di panggung ini, namun digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa daerah adalah warisan yang sangat berharga,” ujarnya.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Sulawesi Tengah Yudiawati V. Windarrusliana, SKM., M.Kes mewakili Gubernur menyampaikan apresiasi kepada Balai bahasa sulteng melaksanakan festival Bahasa Sulawesi Tengah yang telah melakukan Festival Yunas Bahasa Ibu sebagai bentuk apresiasi pelestarian bahasa ini., karena bahasa ibu menyimpan kekayaan kebudaya di dalamnya. ” Saya menyambut baik festival ini sebagai wadah generasi muda. Melalui ini anak-anak tidak saja belajar menggunakan bahasa daerah, namun juga belajar menghargai perbedaan bahasa dan menanamkan kecintaan bahasa ibu,” ujar kadis.
Ia juga menyampaikan, jika festival ini bukan hanya ajang lomba namun juga menanamkan kecintaan terhadap bahasa daerah sekaligus upaya menjaga warisan budaya sangat bernilai tinggi.
Di tempat yang sama juga dilangsungkan pemberian penghargaan kepada tiga orang, masing-sama Pelestari Sastra Indonesia /daerah diberikan kepada Agustin Suryaningsih Torunde, Pelestari Bahasa Daerah kepada Pardi Salam, Maestro Sastra Daerah kepada Hj. Mas’Amah, dan Media Berdedikasi Dalam Berbahasa Indonesia kepada Referensia. ENG.




