Sementara itu, arus peti kemas hingga September 2025 tercatat 1.850.899 TEUs, atau tumbuh 0,76% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1.837.009 TEUs.
Kinerja stabil ini menjadi indikator kuat bahwa sektor logistik laut di wilayah timur Indonesia tetap resilien di tengah fluktuasi perdagangan global.
Abdul Azis menyebutkan, pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan terhadap komoditas ekspor dan barang konsumtif domestik.
“Kami mencatat peningkatan muatan ekspor dari PT Meratus, serta meningkatnya throughput peti kemas milik PT SPIL di TPK Bitung,” ujarnya.
Selain itu, permintaan barang konsumtif di TPK New Makassar atau Makassar New Port (MNP) menunjukkan tren meningkat, seiring membaiknya daya beli masyarakat dan meningkatnya peran pelabuhan sebagai gerbang utama distribusi barang di Kawasan Timur Indonesia.
Faktor lain yang turut mendorong pertumbuhan adalah meningkatnya kegiatan muat hasil pertanian seperti kelapa di Pelabuhan Pantoloan, serta peningkatan aktivitas bongkar barang di Pelabuhan Kendari.
“Rata-rata kunjungan kapal peti kemas di Pelabuhan Parepare juga mengalami kenaikan, dari tiga menjadi empat call per bulan. Ini menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan pelaku logistik terhadap layanan yang diberikan oleh Pelindo,” terang Abdul Azis.
Menurutnya, upaya standardisasi layanan dan efisiensi waktu sandar kapal (port stay) menjadi salah satu kunci utama menjaga daya saing pelabuhan di Regional 4.
ARUS PENUMPANG NAIK 10,06%