Kadis menyebut, timbulan sampah di Kota Palu mencapai 170 ton per hari, terdiri dari 71 persen sisa makanan, 11 persen sampah plastik, serta sisanya logam dan jenis lain.
Dari jumlah itu, baru sekitar 3 ton per hari yang sudah dipilah, yang manfaatnya telah dirasakan langsung oleh para supir dan buruh pengangkut sampah.
Lebih jauh, Kadis menjelaskan bahwa melalui bank sampah, sampah rumah tangga bisa dikembangkan menjadi berbagai usaha produktif.
“Ada usaha magot yang pakannya dari sampah organik. Mari kita coba lakukan pemilahan. Kalau tidak punya lahan untuk menyimpan, bisa setor ke bank sampah induk di TPA Kawatuna,” kata Kadis
Pemerintah Kota Palu, katanya, terus mendorong pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle) sebagai bagian dari upaya pengurangan timbulan sampah.
Kehadiran bank sampah di setiap kelurahan diharapkan menjadi salah satu solusi konkret dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan peninjauan kondisi Bank Sampah Mutiara bersama sejumlah pejabat yang hadir.ABS