Namun Asep menyadari, keberlanjutan program ini membutuhkan generasi muda. “Anak-anak muda belum banyak yang ikut. Padahal, mereka kunci masa depan pertanian kita,” ungkapnya. Karena itu, ia berharap pelatihan untuk generasi milenial bisa lebih ditingkatkan.

Hubungan dengan PT Vale pun diakuinya berjalan baik, meskipun koordinasi bisa lebih diperkuat. Di luar program pertanian, kerja sama juga mencakup reboisasi mangrove dan pengembangan wisata lingkungan.

Dinas Pertanian Morowali menyebut program ini sebagai model pembinaan yang patut ditiru—bukan hanya memberikan alat, tapi juga membangun manusia. Karena sejatinya, pertanian berkelanjutan tidak lahir dari bantuan instan, tapi dari pengetahuan dan pendampingan jangka panjang.

Kini, dengan semangat kolaborasi yang terus menyala, Desa Bahomoahi bukan sekadar lahan subur untuk padi organik—tapi juga untuk harapan baru akan desa yang mandiri, sehat, dan berdaya. RHT