Ia memaparkan, sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, IMIP tergolong masih baru. Sebab pada tahun 2013 menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), beroperasi mulai 2015 dan uji coba produksi di 2018.

“Sejak 2024, banyak produksi yang diolah di kawasan IMIP. Rantai industri ditopang 30 tenant dan selebihnya sedang menuntaskan konstruksi. Kami terus mendorong dan memastikan tenant menjalankan upaya keberlanjutan, pengurangan emisi karbon, energi baru terbarukan. IMIP komitmen menjalankan hilirisasi nikel dan memperkuat pengembangan klaster Electric Vehicle (EV). Juga terus meningkatkan perekonomian dan kontribusi lainnya, “urai Emilia Bassar.

Kepada para wartawan, ia juga menjelaskan pengembangan luasan karena besarnya kepercayaan penanam modal. Tercatat pada tahun 2024 lalu, kontribusi pajak PT IMIP pada negara mencapai Rp17 triliun. Bahodopi sebagai sentra kawasan industri, menjadi titik kecil penopang kehidupan Sulawesi Tengah dan Indonesia.

Untuk diketahui, Senin (7/7/2025) para peserta Media Tour diagendakan mengunjungi kawasan IMIP untuk melihat langsung aktivitas PT SMI, PT GCDMR-RSS dan PT IRNC.

Termasuk museum, PT QMB, PT DSI serta PT HCAI. Malam harinya akan mendengarkan presentasi dari CSR & Environmental terkait fasilitas bantuan serta pengelolaan lingkungan yang sudah dilakukan IMIP selama ini.

Selasa (8/72025), melihat Politeknik Industri Logam Morowali, ke TK, SD dan SMP yang dibangun IMIP, RSUD Bahodopi. Juga ke Rumah Literasi di Lahan Sidaya yang selama ini menjadi binaan perusahaan dan tenan, hingga lokasi truk EV. *WAN