SULTENG RAYA – Rudin, seorang petani di Desa Ululere, Kecamatan Bungku Timur, dulu hanya bisa pasrah. Hasil sawahnya melimpah, tapi tak tahu harus dijual ke mana.

Pupuk mahal, tanah makin keras, dan harga gabah tak menentu. Namun kini, ia tak lagi bingung. Produk beras organik hasil sawahnya sudah punya label dan kemasan sendiri. Bahkan, harganya kini jauh lebih baik.

“Dulu hasil banyak tapi bingung dijual ke mana. Sekarang, kami bertani organik, buat pupuk sendiri, dan produk kami punya kemasan. Kami lebih percaya diri dan harga jual pun naik,” tutur Rudin.

Transformasi itu bukan datang tiba-tiba. Semua berkat pembinaan dari PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) melalui proyek Indonesia Growth Project (IGP) Morowali. Melalui program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PSRLB), PT Vale aktif mendorong petani binaannya beralih ke sistem pertanian organik yang lebih ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.

Pada Selasa (17/6/2025), PT Vale menyerahkan bantuan sarana pendukung kepada petani binaannya, termasuk 33 mesin potong rumput modifikasi, 6 mesin pencacah rumput, 1 mesin pompa air, serta 1 paket kemasan beras lokal. Bantuan itu menjadi pelengkap atas proses pendampingan yang sudah berjalan sebelumnya.

“Mesin pencacah kami pakai buat bikin pupuk sendiri. Kami juga lebih cepat bersihkan lahan dengan mesin potong rumput. Dan kemasan beras bikin produk kami lebih siap masuk pasar,” tambah Rudin.

TUMBUH BERSAMA PETANI

Head of Bahodopi Project PT Vale, Wafir, mengatakan bahwa petani seperti Rudin adalah contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah.

“Kami paham peralihan ke pertanian organik itu tidak mudah. Tapi semangat mereka menjaga tanah dan menghasilkan pangan sehat adalah bukti bahwa praktik lestari bisa dijalankan,” ujarnya.

Menurutnya, sektor pertanian adalah mitra strategis dalam pembangunan wilayah operasional perusahaan.

“Kami ingin lahan ini tidak hanya bertahan, tapi berkembang. Dari tanah ini, kesejahteraan dan kesehatan masyarakat bisa dimulai,” tambah Wafir.

INVESTASI SOSIAL, MASA DEPAN HIJAU

Program PSRLB tidak sekadar memberikan bantuan alat, tapi juga melibatkan pelatihan teknis, pendampingan, penguatan kelembagaan petani, hingga promosi produk. Pendekatannya holistik, menjadikan pertanian organik sebagai bagian dari ekosistem ekonomi lokal yang tangguh dan berkelanjutan.

Bagi PT Vale, ini adalah investasi sosial jangka panjang yang sejalan dengan komitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek ketahanan pangan, pengurangan kemiskinan, dan perlindungan ekosistem.

“Kami yakin, dengan menjadikan petani sebagai mitra, kita bisa membangun sistem pangan lokal yang sehat, adil, dan resilien,” tutup Wafir.

CAPAIAN PROGRAM PSRLB 2024

Dalam laporan keberlanjutan PT Vale pada 2024, PSRLB di Kabupaten Morowali telah mendampingi budidaya padi organik seluas 11,89 hektar di empat desa dan sayuran organic 4,59 hektar di tujuh desa. Program tersebut juga berhasil memperoleh sertifikasi dari INOFICE.

Program PSRLB didapuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian lokal. Pengembangan inovasi bisnis dilakukan melalui PEPSOLI, model usaha petani organik yang mengintegrasikan produksi hingga distribusi dan pemasaran beras organik.

Produk PEPSOLI telah menjangkau berbagai segmen pasar dengan kemasan bervariasi, didukung strategi pemasaran digital dan partisipasi dalam pameran.

Melalui pendekatan kolaboratif dengan kelompok tani, toko, agen, dan tengkulak lokal, serta pemanfaatan teknologi tepat guna, PEPSOLI memperluas jangkauan distribusi sekaligus menciptakan nilai tambah dari hasil samping pertanian.

“PT Vale Indonesia mendorong transformasi ekonomi lokal yang berkelanjutan dengan fokus pada peningkatan pendapatan riil, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan rantai nilai komunitas,” tutup Wafir. RHT