Dalam sosialisasi tersebut, PT IMIP juga meluncurkan program Kelas Hilirisasi. Melalui program ini PT IMIP akan mengirimkan dosen praktisi industri untuk mengajar secara langsung, serta terlibat aktif dalam penyusunan kurikulum bersama pihak universitas. Hal ini dimaksudkan agar konten pembelajaran benar-benar relevan dan aplikatif sesuai perkembangan industri hilirisasi saat ini.
Sementara ini, kelas hilirisasi diterapkan bagi jenjang vokasi Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektro di Universitas Tadulako serta Jurusan Teknik Mesin, Teknik Kimia, dan Teknik Elektro di Politeknik Industri Logam Morowali (PILM). Mereka dibebaskan dari UKT selama 8 semester (empat tahun). Di Untad, beasiswa UKT khusus ditujukan bagi 80 orang mahasiswa untuk masing-masing jurusan.
Selain pembelajaran di kelas, mahasiswa peserta program ini akan mendapatkan kesempatan magang langsung di lingkungan industri PT IMIP. Artinya, kegiatan ini memberikan pengalaman praktis dan pemahaman mendalam mengenai proses dan ekosistem industri hilirisasi.
“Kami mengajak para pelajar di Sulawesi Tengah untuk mengambil kesempatan ini. Ini adalah program pendidikan tinggi yang didesain bersama industri, dan akan menjadi model kolaborasi ideal antara dunia pendidikan dan industri,” ucap Mendatu.
Peluncuran Kelas Hilirisasi menjadi tonggak langkah konkret PT IMIP mendorong pemerataan pembangunan SDM di luar Pulau Jawa. Upaya ini diharapkan juga membangun ekosistem pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan industri nasional. Selain Palu, sosialisasi program ini dilanjutkan ke Pontianak, Kalimantan Barat di Sekolah Tinggi Bahasa Harapan Bersama (STBHB) dan Universitas Tanjungpura. Kemudian dilanjutkan di tiga universitas di Manado, Sulawesi Utara, yaitu Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, dan Universitas Negeri Manado. *WAN