“Artinya, kegiatan ini akan menghasilkan dokumen-dokumen kajian yang memperhitungkan berapa besar pembiayaan yang telah dikeluarkan untuk pemulihan bencana dan berapa besar manfaat yang diperoleh. Hasil kajian ini dapat menjadi acuan dalam menentukan kegiatan yang paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah,” jelas Presly.

Lebih lanjut Kalak menjelaskan, dokumen hasil kajian ini nantinya dapat menjadi pedoman dalam menyusun prioritas perencanaan, khususnya dalam aspek mitigasi dan pemulihan bencana.

Dengan keterbatasan anggaran baik dari pemerintah maupun sumber lainnya, kajian ini akan membantu menentukan kebijakan pemulihan atau mitigasi mana yang harus diutamakan.

“Standar utamanya nanti adalah rasio Cost Benefit. Jika indeks CBA-nya tinggi, maka itu menunjukkan bahwa penanganan bencana harus difokuskan pada sektor tersebut. Sebaliknya, jika lebih rendah, maka bisa ditempatkan pada urutan prioritas berikutnya,” tambah Kalak.

Pilot project ini akan dilaksanakan oleh BNPB dengan dukungan fasilitasi pendanaan dari Kedutaan Besar Swiss.

Diharapkan, hasil dari kegiatan ini akan menjadi model bagi pengembangan strategi pemulihan dan mitigasi bencana yang lebih efektif dan efisien di masa mendatang.ABS