Ia menilai penanganan pasca bencana di Kota Palu jauh lebih baik dari daerah-daerah lainnya yang ada di Indonesia, sehingga diharapkan kota ini dapat menjadi Pilot Projet Infrastruktur Kebencanaan, dan daerah lain dapat datang mempelajarinya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Palu Presly Tampubolon menyampaikan bahwa tujuan pelaksanaan FGD ini adalah untuk menyusun kajian risiko bencana yang komprehensif, efektif dan berkelanjutan. Menurutnya ini baru pertama kali digelar di Kota Palu penyusunan analisis biaya manfaat, dengan sasaran hasil dari kajian ini akan menunjukan seberapa besar manfaat dari pembiayaan yang dikeluarkan selama ini untuk membiayai projet pembangunan di tiga lokasi yang telah ditunjuk.
“Ini adalah kajian biaya dan manfaat pelaksanaan pemulihan atau pembangunan kembali berbagai objek di Kota Palu, baik Infrastruktur maupun non infrastruktur yang mengalami kerusakan sejak terjadinya bencana 28 September 2018 lalu,”sebut Presly.
Ia mencontohkan seperti investasi atau biaya pembangunan jalan dan jembatan hingga tanggul pengamanan pantai dan elevation road map, ini nantinya dihitung seberapa besar manfaat positifnya untuk aktifitas masyarakat, manfaat ekonomi dan transportasi massal dan dampak-dampak ikutan lainnya. ABS