“Dengan pendekatan berbasis kearifan lokal, dialog ini bertujuan membangun pemahaman lintas identitas budaya serta mendorong pelestarian tradisi sebagai fondasi penguatan jati diri dan perdamaian di tengah dinamika sosial,” tutur Suaib.
Melalui kegiatan Motutura itu, terang mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulteng ini, masyarakat diajak untuk tidak hanya mengenal ragam budaya di Sulawesi Tengah, tetapi juga menyadari pentingnya peran nilai-nilai lokal seperti gotong-royong, musyawarah, dan saling menghargai sebagai pijakan dalam membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Adapun pemateri atau Narasumber dalam kegiatan Motutura ini dari berbagai elemen, diantaranya Kemenkum, Komisi informasi, DPRD Sulteng, PGRI Sulteng, Bappeda dan LPPM UIN Datokarama Palu. Sementara pesertanya adalah guru, dosen, ormas, tokoh agama, tokoh adat, budayawan, dan instansi terkait lainnya,” jelasnya. FERY