“Ini bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan Muhammadiyah di Sulawesi Tengah. Kita berharap Unismuh Palu menjadi hub atau pusat gerakan ekonomi Muhammadiyah di kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk sektor-sektor bisnis yang berorientasi pada kemandirian dan kesejahteraan umat,” tambahnya.

Prof. Muhadjir juga menyampaikan bahwa kemasan produk AIRMU nantinya akan diseragamkan secara nasional meskipun pengolahan air dilakukan di berbagai daerah. Standardisasi ini, katanya, penting untuk membangun kekuatan merek Muhammadiyah di tingkat nasional.

“Kita ingin AIRMU dikenal luas sebagai produk unggulan Muhammadiyah. Maka kemasannya akan diseragamkan, meskipun produksinya tetap berbasis lokal,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Unismuh Palu, Prof. Rajindra, mengungkapkan bahwa pembangunan Mentari Mart dan AIRMU merupakan strategi kampus dalam mengembangkan unit usaha mandiri guna mengurangi ketergantungan pada iuran pendidikan mahasiswa.

“Kampus ini tidak bisa terus-terusan bergantung pada SPP. Kalau kita naikkan SPP untuk menutupi kebutuhan operasional, mahasiswa dan orang tua pasti akan keberatan,” ujar Prof. Rajindra.

“Karena itu, kami mencari jalan lain dengan membangun unit usaha yang tidak hanya menghasilkan, tapi juga bisa menjadi tempat pembelajaran bisnis bagi mahasiswa kami,” lanjutnya.