“Intervensi dan integrase program harus digalakkan untuk menurunkan angka prevalensi stunting. Dan yang kita sasar adalah kelompok hulunya,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Rabu (23/4/2025).
Tenny juga menekankan pentingnya pemberdayaan kembali POSYANDU sebagai ujung tombak pemantauan tumbuh kembang anak, sekaligus dalam mengurangi jumlah keluarga berisiko stunting yang masih cukup tinggi di Kabupaten Sigi.
Kemendukbangga/BKKBN siap mendukung melalui penyediaan data keluarga berisiko, pemetaan penyebab stunting, hingga penajaman intervensi agar tidak terjadi overlap dalam penanganannya.
Sementara itu, Moh. Rizal mengungkapkan optimismenya bahwa keberhasilan penanganan stunting sangat erat kaitannya dengan revitalisasi sektor pertanian lokal.
“Saya sudah mulai dari rumah, menanam tomat, cabai, dan bahan pangan lainnya. Itu ikan saus kalau dimasak pakai tomat sendiri, rasanya sedap sekali dan tidak cepat basi dia,” ujarnya.