Dipilihnya pohon matoa tak lepas dari keunggulannya yang mampu menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, mencegah erosi dan memperbaiki kualitas tanah.

Pohon ini juga dapat tumbuh di seluruh wilayah, mulai dari barat hingga timur Indonesia. Kemampuan pohon untuk bertahan dalam cuaca ekstrim menjadikan ia simbol ketangguhan ekologis. Selain itu, pohon matoa juga membawa peluang tumbuhnya ekonomi lokal yang bersandar pada alam.

Seperti daun matoa dapat dijadikan obat herbal, buahnya yang manis dapat dikonsumsi, dan kayunya yang kokoh namun ringan dapat diolah menjadi bahan konstruksi maupun karya kerajinan tangan.

“Saya juga mengajak masyarakat menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan,” sambungnya agar potensi ekonomi matoa diberdayakan.

Sementara Kepala Kanwil Kementerian Agama diwakili Kabag TU Moh. Taslim menuturkan penanaman sejuta pohon matoa dilaksanakan serentak  oleh seluruh satker Kemenag RI.