Penanam pohon kata Alfian, bukan hanya momen ini saja, namun harus bisa berkelanjutan demi kelestarian alam. “Karena hanya kita harapan kedepan yang bisa menjaga alam ini, yang bisa menjaga planet ini,”pesan Alfian.
Di tempat yang sama, Kepala MAN IC Palu Hj. Mardiati Rosmah, S.Ag., M.Ag. dalam sambutannya menyinggung sejarah lahirnya hari bumi, yang dicetuskan oleh Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson dari Wisconsin, atas perjuangannya pada 22 April 1970 ditetapkanlah sebagai Hari Bumi.
Sebagai generasi muda pewaris peradaban di muka bumi, peserta didik MAN IC Palu sebut Mardiati, harus bisa menjaga bumi sehingga bisa diwariskan pada generasi selanjutnya.
Hal ini sebutnya sejalan dengan Program Pendis yakni Ekoteologi, salah satu cabang ilmu teologi yang mempelajari hubungan antara agama dan lingkungan. Melalui itu tenaga pendidik dan kependidikan serta peserta didik MAN IC Palu harus dapat terbangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan.
MAN IC Palu sendiri sebutnya, bukan hanya kali ini saja melakukan gerakan penanaman pohon di lingkungan madrasah, hal itu sebagai bentuk upaya membangun kesadaran lingkungan bagi warga MAN IC Palu. “Bukan hanya kali ini, kita sudah berkali-kali, bahkan sejumlah pohon produktif yang kita tanam, sudah bisa kita nikmati hasilnya, salah satunya pohon jambu,” sebutnya.
Ia berharap, gerakan penanam pohon tersebut tidak hanya sekadar menghijaukan lingkungan MAN IC Palu, namun gerakan itu dapat tertanam sebagai budaya atau kebiasaan yang dapat dibawah oleh peserta didik saat lulus dari madrasah ini. Sehingga bermanfaat bagi lingkungan sekitar sebagai bagian dari upaya menjaga bumi. ENG