Selama entitas penjajah itu masih ada dan bercokol di bumi Palestina, anak-anak Palestina tidak akan pernah merasakan keamanan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Hidup mereka akan selalu terancam. Apalagi para penjajah itu adalah kumpulan orang-orang pengecut yang bahkan terhadap anak-anak saja mereka menggunakan senjata mematikan, tidak ada belas kasihan. Apakah saat menembaki anak-anak Palestina mereka memedulikan HAM? Tentu tidak.

Semua ini semestinya menyadarkan umat bahwa tidak ada yang bisa mereka harapkan dari lembaga-lembaga internasional dan semua aturan yang dilahirkannya. Lembaga internasional sejatinya adalah alat AS dkk. untuk menguasai dunia melalui jalur diplomasi. Lembaga itu tidak dirancang untuk menolong kaum muslim Palestina, tetapi untuk mengukuhkan pengaruh AS di dunia, khususnya Timur Tengah demi memperoleh keuntungan materi.

Masa Depan Palestina Ada pada Khilafah

Masa depan Palestina tidak di tangan Barat, tidak juga di tangan para penguasa boneka di negeri-negeri muslim. Mereka semua sudah terbukti membiarkan Palestina bersimbah darah dan tidak ada upaya serius untuk membebaskannya. Kalaupun kini beberapa negeri muslim menolak relokasi penduduk Gaza, seperti Mesir dan Yordania, itu bukan untuk kepentingan Palestina, tetapi karena mereka enggan memberi tempat di negerinya dan hidup bersama kaum muslim Palestina.

Oleh karenanya, harapan kemenangan Palestina hanya ada pada kepemimpinan politik Islam atau Khilafah. Khilafah berfungsi sebagai raa’in (pengurus) dan junnah (perisai pelindung) terhadap umat Islam, termasuk di Palestina. Ini sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”(HR. Bukhari). Juga sabda beliau,”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’alayh dll.).