Konvensi PBB tentang Hak Anak (United Nations Convention on the Rights of the Child/UNCRC) menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh:

– Kehidupan, kelangsungan hidup, dan perkembangan

– Perlindungan dari kekerasan, pelecehan, atau pengabaian

– Pendidikan yang memungkinkan anak-anak untuk memenuhi potensinya

– Dibesarkan oleh orang tua atau memiliki hubungan dengan mereka

– Mengungkapkan pendapat mereka dan didengarkan pendapatnya

Namun, perlindungan terhadap anak Palestina hanyalah omong kosong karena hak-hak tersebut tidak mereka dapatkan. Mereka tidak bisa dibesarkan oleh orang tuanya karena Zion*s Yahudi telah menghabisi orang tua dan kerabatnya. Mereka tidak bisa memperoleh pendidikan karena Zion*s Yahudi membombardir sekolah hingga luluh lantak. Ketika sakit, mereka tidak bisa mendapatkan perawatan medis yang memadai karena penjajah telah menghancurkan rumah sakit yang ada. Mereka bahkan kehilangan hak hidup karena penjajah merenggut nyawa mereka bahkan sejak masih berusia beberapa hari.

Apa salah anak-anak Palestina? Mereka masih berusia kanak-kanak sehingga belum berbuat dosa, tetapi ambisi Zion*s yang didukung tuannya (AS dkk.) untuk menguasai tanah Palestina telah merenggut kebahagiaan mereka. Hal mendasar seperti makanan dan minuman saja tidak mereka dapatkan. Anak-anak ini tidak memiliki sesuatu pun untuk dimakan hingga mereka terpaksa memakan rumput dan tanah, juga meminum air kotor. Anak-anak ini setiap hari melihat kematian orang-orang yang disayanginya. Bagaimana kita berharap jiwa mereka baik-baik saja? Tidak hanya fisik mereka yang berdarah, jiwa mereka pun terluka.

Lantas, apa yang dunia (kapitalisme) lakukan untuk melindungi anak-anak Palestina? Nyaris tidak ada. Sumber masalahnya, yaitu penjajah Zion*s Yahudi, masih dibiarkan eksis dan terus melakukan genosida terhadap anak Palestina. Tidak ada upaya serius dari PBB maupun organisasi negeri-negeri Islam seperti OKI dan Liga Arab untuk menghentikan langkah Zion*s.