“Jangan sampai mahasiswa kita harus mengulang pelatihan di tempat magang karena kurikulumnya tidak sinkron. Kita ingin, saat mereka kembali, mereka menjadi tenaga ahli dengan pengalaman dan keahlian yang mumpuni, bukan hanya pelengkap,” tegasnya.
Untuk memastikan keberlangsungan dan pengawasan, beliau juga menyarankan agar penempatan mahasiswa difokuskan pada lokasi-lokasi tertentu terlebih dahulu. Langkah ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pemantauan oleh pihak universitas serta evaluasi hasil program.
Kunjungan ini menjadi titik awal yang menjanjikan dalam memperkuat sinergi antara BP2MI dan Universitas Tadulako. Harapannya, kerja sama ini tidak hanya memperluas kesempatan bagi mahasiswa untuk magang di luar negeri, tetapi juga memastikan perlindungan menyeluruh agar mereka kembali sebagai tenaga terampil yang siap bersaing secara global. *ENG