Mari kita jadikan Ramadhan sebagai titik awal transformasi spiritual yang berkelanjutan. Jika selama Ramadhan kita mampu membaca Al-Qur’an setiap hari, mengapa tidak melanjutkannya setelahnya?
Jika di bulan suci kita terbiasa bersedekah, mengapa harus berhenti? Jika kita bisa menjaga lisan dan hati dari hal yang sia-sia, mengapa harus kembali ke kebiasaan lama?
Jangan biarkan amal ibadah kita pergi seiring berlalunya Ramadhan. Justru, jadikan bulan ini sebagai pijakan untuk menjadi Muslim yang lebih baik sepanjang tahun. Karena sejatinya, yang membedakan seorang hamba bukan seberapa semangat ia beribadah saat Ramadhan, tetapi seberapa istiqamah ia menjaga amalannya setelah Ramadhan berlalu.