Sulitnya kehidupan umat islam saat ini diperparah lagi dengan hadirnya para ulama yang hanya menafsirkan “kandungan” al-quran berdasarkan kepentingan yang ingin mereka raih. Tersebut salah satu tokoh, yakni Ibu Musda Mulia yang merupakan akitivis hak perempuan, dimana beliau menafsirkan kandungan al – quran berdasarkan tafsir gender. Dalam satu diskusi beliau menyebutkan bahwa didalam al-quran, kita hanya dilarang menikah dengan orang kafir, kafir menurut beliau adalah menutup rahmat allah, bisa dibilang dia adalah cover, yang mana artinya menutupi.
Sebuah kesalahan besar ketika menafsirkan al-quran hanya berdasarkan subjektivitas semata, yang kedepan bisa kita ketahui dampaknya akan begitu luas dan merusak. Maka, modal meng-install islam di dalam diri dan kehidupan, tidak hanya bisa memahami tajwid, tidak hanya bisa memahami bahasa arab, namun juga menemukan guru yang tepat dalam menuntun kita dalam memahami al-quran.