Lanjut Putri, jika menilik dari sektro profesi, swasta menjadi profesi yang paling banyak bergelut dengan dunia pasar modal dengan sumbangsih persentase sebesar 30,85 persen, disusul pelajar sebar 25,07 persen, dan pengusaha sebesar 15,32 persen.
BEI Sulteng, kata dia, terus berupaya melakukan edukasi dan literasi untuk mencapai inklusi sektor pasar modal, salah satu instrument yang menjadi fokusi yakni pada dibukanya Galeri Investasi di perguruan-perguruan tinggi, dan sekolah sekolah.
“Total kami telah mempunyai 21 Galeri Investasi yang tersebar di Sulteng. Dan diantara galeri tersebut telah ada yang menang penghargaan Galeri Investasi paling aktif pada 2024 yakni Galeri Investasi yang ada di Universitas Tadulako dan Galeri Investasi di SMKN 5 Palu.
“Galeri Investasi ini sejatinya berorientasi pada peningkatan literasi, jadi mereka membuat kegiatan-kegiatan seperti sosialisasi, kompetisi-kompetisi di bidang pasar modal dengan tujuan memasyarakatkan pasar modal sejak dini,” katanya.
Ia mengatakan, disamping itu, BEI Sulteng juga mengharapkan adanya pertumbuhan investor dari geliat Galeri Investasi yang telah dimiliki.
“Sebagai salah satu contoh, informasi dari Philip Sekuritas bahwa di Untad dari Galeri Investasinya dapat menambah 500 investor baru, ini yang kami harapkan ada di Galeri Investasi yang lain. Galeri Investasi bisa berorientasi pada boosting investor,” katanya.
Dikatakannya, untuk tahun ini, pihaknya akan berkolaborasi dengan OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal. Putri mengatakan, OJK memberikan perhatian khusus untuk sektor pasar modal tahun 2025 ini.
“Kami siap bersinergi dengan OJK untuk melakukan kegiatan-kegiatan literasi pasar modal,” tutupnya. RHT