Oleh: Nurdin Hanafi, S,Ag
(Ketua Dewan Syari’ah Wilayah PKS Sulawesi Tengah)
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan di mana Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk hidup bagi manusia.
Allah SWT berfirman: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Sebagai seorang suami dan pemimpin keluarga, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momen terbaik untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan memperbanyak interaksi dengan Al-Qur’an. Karena sejatinya, suami yang baik adalah yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.
1. Al-Qur’an Sebagai Pedoman Kepemimpinan dalam Rumah Tangga
Dalam Islam, suami adalah pemimpin dalam keluarga. Namun, kepemimpinan ini tidak boleh didasarkan pada hawa nafsu, melainkan harus sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an.
Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk merenungkan kembali peran kita sebagai suami. Apakah kita sudah memimpin rumah tangga sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an? Apakah kita sudah menjadi suami yang lembut, penyabar, dan penuh tanggung jawab?
Momen Ramadhan ini harus kita jadikan sebagai sarana untuk memperbaiki diri dengan lebih banyak membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membangun Rumah Tangga dengan Cahaya Al-Qur’an
Seorang suami sejati tidak hanya menjaga keluarganya dari kesulitan dunia, tetapi juga membimbing mereka menuju kebahagiaan akhirat.
Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang yang dalam hatinya tidak ada sedikit pun Al-Qur’an, ibarat rumah yang kosong.” (HR. Tirmidzi)
Jika kita ingin rumah tangga kita penuh ketenangan dan berkah, maka jadikan Al-Qur’an sebagai cahaya dalam kehidupan keluarga. Di bulan Ramadhan ini, perbanyaklah membaca Al-Qur’an, bertadarus bersama istri dan anak-anak, serta membimbing mereka untuk semakin mencintai kitabullah.
Saya pribadi membiasakan anak-anak untuk menghafal Al-Qur’an sejak kecil, dengan satu ayat per hari yang diulang 20 kali sebelum bermain. Sebelum tamat SD, mereka ditargetkan hafal minimal 2 juz, kemudian kami masukkan ke pondok tahfiz untuk melanjutkan hafalannya. Namun, meskipun mereka sudah di pondok, saya dan istri tetap memantau hafalan mereka dengan ketat serta memberikan motivasi tinggi karena menghafal Al-Qur’an membutuhkan dukungan yang berlipat-lipat.
Di bulan Ramadhan ini, saya selalu mengingatkan mereka bahwa menghafal dan membaca Al-Qur’an di bulan yang mulia ini memiliki pahala yang berlipat ganda. Ini adalah kesempatan emas bagi kita sebagai suami untuk semakin mendekatkan keluarga dengan Al-Qur’an.
3. Menjadikan Ramadhan Sebagai Momen Perbaikan Diri
Ramadhan bukan hanya tentang mengisi perut saat berbuka, tetapi juga mengisi hati dengan iman dan Al-Qur’an. Sebagai suami, kita harus menggunakan bulan ini untuk memperbanyak tilawah dan tadabbur Al-Qur’an. Jangan sampai Ramadhan berlalu tanpa kita meningkatkan interaksi dengan kitabullah.
Menjadi suami yang lebih sabar dan penuh kasih sayang. Jika selama ini masih sering marah atau bersikap kasar, maka jadikan Ramadhan sebagai momen perubahan diri.
Memimpin keluarga dalam ibadah. Ajak istri dan anak-anak untuk lebih giat beribadah, baik dengan shalat berjamaah, tadarus bersama, maupun berbagi ilmu agama.
4. Menjadi Suami yang Diridhai Allah
Suami sejati adalah yang berusaha membangun rumah tangganya sesuai dengan ajaran Islam. Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk mengintrospeksi diri dan memperbaiki kekurangan dalam rumah tangga.
Jadikan Al-Qur’an sebagai pegangan utama dalam bersikap terhadap istri dan anak-anak. Sebab, rumah tangga yang dibangun di atas nilai-nilai Al-Qur’an akan selalu dipenuhi keberkahan.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Sebagai suami, mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai waktu terbaik untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan membawa keluarga kita lebih dekat dengan Al-Qur’an.
Kesimpulan
Menjadi suami sejati bukan hanya soal mencari nafkah, tetapi juga tentang bagaimana kita memimpin keluarga dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Ramadhan adalah momen emas untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan membangun rumah tangga yang lebih harmonis dengan cahaya Al-Qur’an.
Semoga kita semua bisa menjadi suami yang diridhai Allah, membawa keberkahan bagi keluarga, dan menjadikan Ramadhan ini sebagai titik awal perubahan menuju keluarga yang lebih Qur’ani. Aamiin. ***