Penulis : Rizkiani Iskandar, S.E., M.Sc,/  Dosen dan Peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako

Ramadan, bulan yang penuh berkah, datang membawa kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan memperbaiki keadaan. Namun, beragam isu sosial dan ekonomi di Indonesia tetap mencuat, menguji ketahanan moral dan sosial bangsa. Isu-isu seperti pemangkasan anggaran, korupsi di sektor energi, hingga ketidakadilan terhadap tenaga pendidik, mencuat sebagai bukti bahwa ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah.

Isu-Isu yang Menguji Keadilan Sosial di Tanah Air

Beberapa isu besar sedang mencuat di Indonesia yang menguji keadilan sosial. Pemangkasan anggaran oleh pemerintah berdampak pada sektor penting seperti pendidikan dan kesehatan, yang seharusnya menjadi prioritas, seperti yang dilaporkan oleh Kompas (2025). Di sisi lain, kasus korupsi Pertamina yang merugikan negara hampir 1 kuadriliun rupiah, sebagaimana diberitakan oleh CNN Indonesia (2025), memperlihatkan masalah ketidaktransparanan pengelolaan sumber daya negara.

Masalah lain yang memperburuk ketidakadilan adalah tunjangan kinerja (tukin) dosen yang belum dibayar, yang membuat mereka turun ke jalan menuntut hak mereka, sebagaimana dilaporkan oleh Detik News (2025). Selain itu, Program MBG yang gagal memanfaatkan bonus demografi Indonesia menghambat potensi ekonomi besar yang dimiliki negara, seperti yang dibahas oleh Suara (2025). Tidak hanya itu, isu uang palsu yang beredar di UIN Makassar serta kelangkaan gas elpiji semakin memperburuk keadaan ekonomi, seperti yang diungkapkan oleh Kompas (2025) dan Kompas Video (2025).

Terakhir, pemalsuan sertifikat terkait proyek pagar laut di Bekasi yang ditemukan oleh polisi (Detik News 2025) menambah daftar ketidakberesan dalam pengelolaan proyek-proyek infrastruktur.

Ramadan dan Keadilan Sosial: Mengapa Kita Harus Berubah?

Ramadan, sebagai bulan penuh rahmat, seharusnya menjadi momen untuk merenung dan memperbaiki diri, bukan hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga sosial dan ekonomi. Namun, melihat kondisi Indonesia saat ini, banyak ketidakadilan yang masih mencuat dan menghambat kemajuan negara. Ketika hak-hak dasar masyarakat, seperti tunjangan kinerja untuk dosen, tidak dipenuhi, dan dana untuk sektor pendidikan serta kesehatan dipotong demi efisiensi anggaran, jelas bahwa ada ketidakseimbangan dalam pengelolaan negara.

Lebih lanjut, kasus-kasus korupsi besar di sektor energi dan penyalahgunaan anggaran negara semakin memperburuk situasi. Bulan Ramadan, yang seharusnya menjadi waktu untuk memperbaiki moral dan komitmen sosial, malah memperlihatkan betapa jauh ketidakadilan masih menyelimuti berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Seharusnya, Ramadan mengingatkan kita untuk lebih peduli terhadap sesama dan mendesak pemerintah untuk bekerja lebih transparan dan adil, memperhatikan kebutuhan rakyat yang semakin terabaikan oleh kebijakan yang tidak pro-rakyat

Mengusulkan Perubahan: Solusi untuk Masa Depan yang Lebih Adil

Untuk menghadapi tantangan ini, langkah pertama yang harus diambil adalah efisiensi anggaran yang lebih adil dan tepat sasaran. Pemerintah harus benar-benar menilai kembali kebijakan pemangkasan anggaran yang selama ini diberlakukan, memastikan bahwa sektor-sektor yang sangat dibutuhkan oleh rakyat, seperti pendidikan dan kesehatan, tidak menjadi korban. Dana yang seharusnya digunakan untuk mensejahterakan masyarakat tidak boleh disalahgunakan atau dipotong tanpa memperhitungkan dampaknya pada kehidupan masyarakat.

Selain itu, untuk mengatasi masalah korupsi dan ketidaktransparanan dalam pengelolaan sumber daya alam, pemerintah harus berkomitmen pada transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaan sektor energi dan sumber daya alam, seperti yang terlihat dalam kasus korupsi di Pertamina, membutuhkan pengawasan yang lebih ketat dan tindakan tegas terhadap pelaku-pelaku yang merugikan negara.