SULTENG RAYA- Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Prof. Dr. H. Rajindra, SE., MM menaruh harapan yang besar kepada kepemimpinan para kepala daerah asal Sulawesi Tengah yang di lantik hari ini, Kamis (20/2/2025) oleh Presiden RI, Probowo Subiyanto, di Monas, Jakarta.

Sebanyak 481 kepala daerah yang akan dilantik hari ini, berasal dari 33 provinsi, 364 kabupaten, dan 84 kota. Khusus dari Sulawesi Tengah terdapat 10 pasangan bupati, satu pasangan wali kota, dan satu pasangan gubernur.

Masing-masing  Bupati dan Wakil Bupati Tolitoli (Amran H Yahya-Moh Besar Bantilan), Bupati dan Wakil Bupati Banggai Laut (Sofyan Kaepa-Ablit H Ilyas), Bupati dan Wakil Bupati Tojo Una-Una (Ilham Lawidu-Surya), Bupati dan Wakil Bupati Banggai Kepulauan (Rusli Moidady-Serfi Kambey), Bupati dan Wakil Bupati  Buol (Risharyudi Triwibowo-Moh. Nasir DJ), Bupati dan Wakil Bupati Donggala (Vera Elena Laruni-Taufik M. Burhan).

Selanjutnya, Bupati dan Wakil Bupati Morowali (Iksan-Iriane Ilyas), Bupati dan Wakil Bupati Morowali Utara (Delis Julkarson Hehi-Djira), Bupati dan Wakil Bupati Poso (Verna Gladies Merry Inkiriwang-Soeharto Kandar), Bupati dan Wakil Bupati Sigi ( Mohamad Rizal Intjenae-Samuel Yansen Pongi), Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu (Hadianto Rasyid -Imelda Liliana Muhidin) dan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng (Anwar Hafid – Reny A Lamadjido).

Prof Rajindra berharap, mereka ini bisa membawa perubahan kearah yang lebih baik, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.

Sulawesi Tengah sebutnya, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu melimpah, dengan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh para kepala daerah itu diharapkan bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya.

“Jangan sampai yang menikmati sumber daya alam itu hanya segelintir orang, sementara masyarakat sekitarnya sudah tidak menikmati, malah justru dampak lingkungannya yang mereka rasakan, ini tidak adil namanya,”sebut Prof Rajindra, Rabu (19/2/2025).

Ia mencontohkan seperti tambang galian C sekitar Kelurahan Buluri, Watusampu, dan Loli Raya yang menyisakan debu hitam, menyebabkan gangguan kesehatan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bagi masyarakat sekitar. Juga mempercepat terjadinya erosi tanah, mengubah bentangan alam, dan menyebabkan banjir di musim hujan.

Hal yang sama pada aktivitas penambangan di daerah lain, baik yang mengantongi izin resmi maupun yang belum, hampir semuanya hanya menyisahkan persoalan dampak lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar.

“Sumber Daya Alam itu harus dikelola dengan bijak sana, jangan sampai hanya semata-mata memikirkan keuntungan namun menyisahkan persoalan baru di kemudian hari, ini harus menjadi perhatian bagi mereka yang diberi amanah memimpin daerah ini, baik di tingkat kabupaten, kota, maupun provinsi,”sebut Prof Rajindra.

Selain itu, Prof Rajindra juga berharap agar pemerintah daerah kedepan bisa memberikan perhatian serius bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), menyediakan alokasi anggaran beasiswa bagi putra putri kabupaten yang memiliki keinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi namun terkendala oleh biaya.

KIP Kuliah selama ini belum bisa mengakomodir semua mereka yang ingin melanjutkan kuliah namun terkendala biaya. Untruk itu Pemerintah Daerah harus menyediakan sendiri beasiswa bagi mereka itu yang tidak terakomodir di KIP Kuliah.

Serta didistribusi secara adil ke semua Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Sulawesi Tengah. “Dengan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki, mereka bisa meminta CSR perusahaan yang ada untuk digunakan sebagai beasiswa, kita tau begitu banyak perusahaan di Sulawesi Tengah ini, jangan hanya mencari kekayaan dengan mengeruk sumber daya alamnyanya, namun masyarakat sekitarnya diabaikan,”sebut Ketua APTISI Sulteng ini.

Hal yang sama pada sektor kesehatan, pemerintah harus memperhatikan fasilitas dan SDM Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu), agar pelayanan masyarakat juga semakin baik. Jika perlu dokter di Puskesmas maupun di Rumah Sakit yang sudah lama mengabdi di kuliahkan agar bisa menjadi dokter spesialis, mengingat provinsi ini masih sangat kekurangan dokter spesialis.   

Begitu juga terkait kesejahteraan para tenaga medis, kondisi ini kerap menjadi keluhan mereka. “Bagimana mereka bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sementara kondisi ekonominya belum stabil,”ujar Prof Rajindra.

Oleh karena itu, para pemimpin yang dilantik hari ini, dengan berbagai latar belakang pengalaman yang mereka miliki sebelumnya, diyakini Prof Rajindra dapat menjadi modal bagi mereka untuk menjalankan roda kepemimpinanya menghadapi problematika di dunia pemerintahan. “Terpenting jangan mengecewakan masyarakat, begitu besar harapan masyarakat bagi mereka ini,”pesan Prof Rajindra. ENG