SULTENG RAYA – Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Sulawesi Tengah sepanjang 2024 ini, dalam upaya pemberantasan peredaran gelap narkotika berhasil meringkus 41 orang tersangka penyalahgunaan narkoba di Sulteng.

Hal itu dikatakan Kepala BNNP Sulteng, Brigjen. Pol. Ferdinand Maksi Pasule pada konferensi pers akhir tahun BNNP Sulteng di kantornya Jalan Dewi Sartika, Kota Palu, Selasa (31/12/2024).

“Melalui upaya pemberantasan, BNNP Sulteng telah melakukan berbagai ungkap kasus narkotika sejak Januari – Desember 2024 yaitu sebanyak 27 LKN yang melibatkan 41 orang tersangka yang dari 38 orang laki-laki dan 3 perempuan. Barang bukti yang telah disita adalah shabu sebanyak 2.425,24 gram dan  ganja 2.204,4 gram dengan jumlah uang tunai Rp43.900.000,” katanya.

Dikatakannya, langkah pemberantasan tidak akan menghasilkan dampak yang signifikan jika tidak diimbangi dengan upaya pengurangan permintaan narkoba melalui langkah pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi.

Untuk upaya pencegahan, BNNP Sulteng terus melakukan informasi dan edukasi berupa tatap muka secara langsung maupun daring, melalui media cetak dan media elektonik.

Informasi dan edukasi berupaya sosialisasi bahaya narkoba ke berbagai lapisan masyarakat mulai dari intansi pemerintah, instansi swasta, kelompok organisasi masyarakat, instansi pendidikan dan perguruan tinggi, serta kelompok-kelompok masyarakat berjumlah 140 orang. Melibatkan 5 radio dan 1 media cetak untuk menyebarkan informasi P4GN.

“Program pencegahan BNNP Sulteng di tahun 2024 yang menjadi prioritas nasional adalah pelatihan soft skill bagi guru siswa SMA sederajat dan pelatihan ketahanan keluarga anti narkoba yang bertujuan membentuk imunitas para siswa dan guru serta lingkup keluarga dalam upaya pencegahan narkoba.

Program ini, lanjutnya, dilaksanakan di Desa Kabobona dan Desa Kotarindau, Kabupaten Sigi. Pelatihan Soft Skill bagi Guru SMA Sederajat melibatkan 20 Guru dari sekolah di Kabupaten Sigi. Untuk program pelatihan ketahanan keluarga terdapat 10 keluarga yang dilatih. 10 keluarga terdiri dari 10 anak dan 10 orangtua yaitu ayah/ibu dari anak-anaknya. Program ini dilaksanakan di Desa Kabobona dan Desa Kotarindau, Kabupaten Sigi.

Selain pencegahan, BNNP Sulteng terus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan serta aktif mencegah penyalahgunaan narkoba melalui pelatihan pengembangan kapasitas agar mampu menjadi penggiat-penggiat yang aktif dilingkungannya dalam mencegah peredaran gelap narkoba.

Di Tahun anggaran 2024, Instansi pemerintah yang mendapatkan pengembangan kapasitas adalah Instansi yang berada di wilayah Kabupaten Sigi. Terdapat 16 Instansi  Desa Kabobona, Desa Tinggede Desa Kotarindau, Kantor Kecamatan Dolo dan Marawola, Puskesmas Dolo dan Tinggede, berjumlah 30 orang.

Untuk Instansi Pendidikan yang mendapatkan peningkatan kapasitas sebanyak 12 Instansi Pendidikan yang terdiri dari Dinas pendidikan Kab Sigi, SMA 1, SMA 2, SMA 3, SMA 4, SMA Sukma Bangsa, SMK 1, SMK PGRI Marawola, SMP 1, SMP 4, SMP 12, MTs Kalukubula yang berjumlah total 30 orang.

Program pemberdayaan alternatif juga dilakukan pada wilayah rawan penyalahgunaan narkoba. Pada tahun 2024, wilayah yang mendapatkan intervensi adalah Desa Tinggede, Kabupaten Sigi. Program pemberdayaan menyasar pada 15 orang di wilayah tersebut dengan diberikannya 1 kali pelatihan life-skil yaitu pembuatan sablon.

Dalam rangka upaya penyelamatan para penyalahguna dari jeratan narkoba, BNNP Sulteng terus melakukan upaya rehabilitasi. Di tahun 2024, upaya rehabilitasi yang menjadi program prioritas nasional adalah terbentuknya Intervensi Berbasis Masyarakat atau IBM.

BNNP Sulteng membentuk IBM di Desa Kabobona dan Desa Kotarindau, Kabupaten Sigi. Upaya rehabilitasi ini ditujukan bagi korban penyalahguna dengan status ringan. Tim yang melakukan rehabilitasi disebut sebagai agen perubahan. Selama tahun 2024, mereka telah berhasil melakukan pemulihan sebanyak 20 orang dari target 20 orang.

Selain melalui upaya IBM, BNNP Sulteng melalui klinik mosipakabelo tetap memberikan rehabilitasu rawat jalan selama tahun 2023. Jumlah klien yang telah menjalani rehabilitasi adalah 132 orang dari target 105 orang dan jumlah klien yang telah menjalani pasca rehabilitasi adalah sebanyak 23 orang dari target 20 orang.

Untuk mendukung berbagai upaya BNNP Sulawesi Tengah dalam mewujudkan Indonesia, bagian umum BNNP Sulawesi Tengah melakukan upaya dukungan dengan menyediakan manajemen kepegawaian yang optimal melalui pelatihan peningkatan kapasitas pegawai dan pelatihan menembak. Bagian umum juga memastikan seluruh pegawai menjalankan tugasnya dengan berintegritas dan bertanggungjawab sesuai kaidah akuntabilitas program dan keuangan.  

Untuk menguatkan perlawanan terhadap narkoba, BNNP Sulawesi Tengah terus membangun sinergi dengan seluruh pihak di Sulawesi Tengah. Sinergi itu berupa kerja sama antara BNNP Sulteng dengan Organisasi Pemerintah Daerah, Organisasi Masyarakat dan Pihak Swasta.

Berbagai perjanjian kerja sama dan program pencegaha/pemberdayaan masyarakat telah dilaksanakan. Sejauh ini, hasilnya terus positif dimana kedua belah pihak terus saling mendukung upaya pencegahan melalui sosialisasi dan tes urin.

“BNNP Sulawesi Tengah terus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta perang melawan narkoba guna mewujudkan Indonesia Bersinar,” tutupnya. RHT