SULTENG RAYA- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia mengedukasi Mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) tentang Investasi, Keuangan dan APBN, melalui Kuliah Umum Peran Pembiayaan APBN dan Literasi Surat Berharga Negara.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Fakultas Kedokteran Untad, Jumat (18/10/2024) di hadiri ratusan mahasiswa dan sejumlah pejabat tingkat universitas serta fakultas.
Kuliah Umum itu diisi oleh tiga pemateri, masing-masing Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Deni Ridwan, S.E.Ak., M.BIT., Ph.D.
Selanjutnya Kepala Subdirektorat Pengembangan dan Pendalaman Pasar SUN, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Chandra A.S. Wibowo, S.ST.Ak., M.App. Ec.
Terakhir Kepala Seksi Peraturan Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, I Gusti Ngurah Mahendra, S.H., M.H.
Dalam kesempatan tersebut Deni Ridwan menguraikan bagaimana negara mengelola keuangan serta mengelola utang negara. Indonesia katanya adalah negara ekonomi terbuka, sehingga mau tidak mau akan ikut terpengaruh dengan kondisi ekonomi global.
Di tempat tersebut Dedi Ridwan juga menguraikan tentang filosofi pembiayaan pembangunan melalui utang, katanya Utang merupakan alat (tools), bukan tujuan yang diperlukan agar pemerintah dapat menjalankan fungsi penting dan mendesak dengan lebih cepat (tanpa penundaan).
Katanya utang negara dilakukan untuk pembiayaan defisit APBN dan itu konsekuensi dari belanja negara yang lebih besar dari pendapatan negara. Dijelaskan, utang merupakan konsekuensi belanja negara yang ekspansif. Kebijakan belanja yang ekspansif dilakukan dengan memprioritaskan belanja produktif pada sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
“Adanya kebutuhan belanja yang tidak bisa ditunda, misalnya penyediaan fasilitas kesehatan dan ketahahan pangan. Penundaan pembiayaan justru akan mengakibatkan biaya/kerugian yang lebih besar di masa mendatang,”jelasnya.
Sementara Chandra A.S. Wibowo, menguraikan permasalahan keuangan yang sering dihadapi saat ini, yakni mahalnya biaya hidup termasuk biaya pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Akibatnya tidak sedikit generasi Z mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang melalui Judi Online dan Utang Pinjol, sekalipun jalan tersebut sangat beresiko.
Belum lagi, kurangnya literasi keuangan masyarakat, mengakibatkan banyak masyarakat jadi korban lnvestasi Bodong.
Untuk itu katanya sangat penting adanya perencanaan keuangan, karena uang yang dimiliki tidak tak terbatas dan tentu ada keinginan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera di masa depan. “Untuk itulah kita harus ada perencanaan keuangan,”sebutnya.
Salah satu perencanaan keuangan katanya adalah investasi, investasi sebutnya bukan menyisihkan keuangan. Investasi ini untuk pemenuhan kebutuhan masa kini dan masa depan, karena ada kebutuhan masa depan yang tidak sedikit diantaranya pendidikan anak, tabungan hari tua, dan Perjalanan ibadah (naik haji).
Di tempat yang sama, I Gusti Ngurah Mahendra menguaraikan tentang Surat Berharga Negara (SBN) Ritel Investasi untuk Negeri, mulai dari Klasifikasi SBN, Jenis SBN Ritel, Tujuan dan Manfaat Penerbitan SUN, dan tujuan penerbitan SUN Ritel.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. M. Ikbal A, SE, M.Si., Ak mengucapkan terimakasih atas kunjungan dan ilmu yang dibagikan ke mahasiswa Untad, dengan harapan melalui Kuliah Umum itu bisa menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang Investasi, Keuangan dan APBN.
“Terimakasih atas kunjungan dan ilmu yang dibagikan kepada mahasiswa,”sebutnya. ENG