SULTENG RAYA- Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Amin Shabana, S.Sos.,M.Si mengisi Kuliah Tamu di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Rabu (4/9/2024).
Kuliah Tamu ini mengangkat tema “Kondisi Teraktual Industri Penyiaran Nasional” menghadirkan ratusan mahasiswa dari sejumlah prodi yang ada di fakultas ini, khususnya Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
Selain menghadirkan mahasiswa juga dihadiri oleh sejumlah komisioner KPID Sulawesi Tengah, diantarannya Ketua KPID Sulawesi Tengah Indra Yosvidar, Wakil Ketua (Anggota bidang Kelembagaan) Andi Kaimuddin, ST., MM, Koordinator bidang Perizinan Muhammad Ramadhan Tahir, S.Pd, dan Koordinator bidang Pengawasan Isi Siaran Muhammad Wahid, S.Sos., MA.
Indra Yosvidar dalam sambutannya menjelaskan secara singkat tentang KPI Pusat dan daerah serta beberapa program kerjanya. Salah satunya program perlindungan pada anak dan perempuan.
Sekaligus mengucapkan terimakasih kepada FAI Unismuh Palu yang telah menghadirkan Komisioner KPI Pusat, karena untuk menghasilkan Komisioner Pusat sangat sulit. “Melalui tempat ini, kami mengajak kepada FAI Unismuh Palu untuk menjalin kerjasama, salah satunya penempatan mahasiswa magang,”sebut wartawan senior ini.
Di tempat yang sama, Dekan FAI Unismuh Palu yang diwakili oleh Wakil Dekan 1 Dr. Ardhiansyah Laswali, S.S, M.Hum, mengucapkan selamat datang kepada Amin Shabana dan berharap isi materi yang disampaikan dapat disimak oleh mahasiswa dengan baik.
Amin Shabana dalam pemaparannya menjelaskan perjalanan revolusi industri dari awal hingga industri 5.0 yang membawa perubahan pada dunia penyiaran. Katanya, ada dua hal yang begitu besar membawa perubahan pada dunia penyiaran yakni industri dan internet.
Khususnya Indonesia, pada Bulan Agustus 2023 melalui deklarasi Analog switch-off (Aso), melahirkan berbagai peluang dan tantangan bagi dunia penyiaran di Indonesia, dampak dari itu semakin banyak lembaga penyiaran yang lahir (TV dan Radio). Sekaligus secara bertahap terjadi peralihan dari TV analog ke digital. “Melalui ini, siaran TV dan Radio semakin jernih. Bahkan menambah 181.000 usaha baru dan 232.000 lapangan kerja baru, serta Produk Domestek Bruto (PDB) mencapai Rp443.8 Triliun, ini perubahan luar biasa,”jelasnya.
Namun disisi lain katanya, melalui revolusi industri dan jaringan internet yang semakin mudah diakses membawa dampak yang besar pada industri penyiaran, saat ini sebagian masyarakat mulai meninggalkan TV dan Radio sebagai lembaga penyiaran dan memilih media sosial seperti Youtube dan Netflix. “Itulah situasi dan fakta yang terjadi dimana-mana saat ini,”sebut Amin Shabana.
Tapi perlu diketahui katanya, platform – platform itu juga membawa tsunami hoax. Informasi yang dibawah oleh media sosial itu belum tentu semuanya benar. Karena penyajian informasi tidak seakurat penyajian media penyiaran.
Di dunia penyiaran sebutnya, dalam proses penyajian informasi melewati banyak tahapan, mulai dari rapat redaksi, pembagian tugas liputan, turun ke lapangan, diskusi hasil liputan, berita dibuat oleh reporter, editing redaktur, hingga penyajian.
Sementara di media sosial tidak melewati itu semua, sehinga tingkat keakuratan informasinya tidak semuanya benar.“Olehnya masyarakat perlu berhati-hati menerima informasi dari media sosial,”sebutnya.
Sebelumnya, di tempat tersebut juga dilangsungkan penandatanganan MoU antara FAI Unismuh Palu dengan KPI Pusat, sekaligus penandatanganan MoA antara Ketua Prodi KPI FAI Unismuh Palu dengan Ketua KPID Sulteng. ENG