SULTENG RAYA – Salah seorang Jemaah haji asal Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) atas nama Nurnaningsih Djarma (65) wafat di KKHI Makkah, Jumat (7/6/2024) sekitar pukul 15.35 waktu Arab Saudi.
Dikutip dari Antara, Edisi Ahad (9/6/2024), Jemaah haji tersebut merupakan anggota Kelompok Terbang (Kloter) 10 Embarkasi Balikpapan (BPN-10), berasal dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, tepatnya beralamat di Jalan RE. Martadinata, Tondo, Kecamatan Palu Timur.
Nurnaningsih wafat di Rumah Sakit Saudi Nasional Hospital Makkah dengan diagnosa melena suspect upper gastrointestinal bleeding.
Kakanwil Kemenag Sulteng Ulyas Taha menyampaikan turut berduka atas wafatnya jemaah haji Sulteng ini. “Turut berduka cita semoga almarhumah mendapatkan tempat yang paling layak di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan Iman dan kesabaran,” ungkap Ulyas.
“Almarhumah sudah menunaikan niatnya meskipun belum sampai pada hari arafah, namun yakinlah bahwa Allah telah mencatatkan niat almarhumah sebagai haji, semoga Allah mengijabah semua hajat-hajat baik almarhumah dan akan menjadi amal jariyah di sisi Allah SWT,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sektor 11 Makkah, yang merupakan Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulteng, Muchlis Aseng, mengungkapkan jika saat ini beberapa calon haji Sulteng juga menjalani perawatan menjelang puncak haji di Tanah Suci, baik di Rumah Sakit Arab Saudi maupun di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Dua orang dirawat di rumah sakit Arab Saudi dari kloter BPN-10 dan BPN-9, sementara yang dirawat di KKHI berasal dari kloter BPN-13 dan BPN-9,” katanya.
Meski demikian, katanya, seluruh calon haji Sulteng telah menyelesaikan pelaksanaan umrah wajib sebagai bagian dari pelaksanaan haji dan siap menghadapi puncak haji. “Sekarang, sedang menunggu pelaksanaan Armuzna -Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” ujarnya lagi.
Ia juga menyebutkan, sebagian jamaah Sulteng mengisi hari-hari menjelang Armuzna dengan ibadah di Masjidil Haram, sementara lainnya melaksanakan shalat lima waktu di hotel atau mushala sekitar penginapan.
Menurut dia, Kementerian Agama telah menyiapkan dua skenario, yaitu skenario murur dan tanazul untuk menghindari penumpukan jamaah saat Armuzna.
Skenario murur diperuntukkan bagi jamaah lanjut usia (lansia), dan resiko tinggi. Setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah, jamaah akan melalui Muzdalifah dengan tidak turun dari bus dan langsung menuju ke Mina.
Adapun tanazul, kata Muchlis, setelah jamaah wukuf di Arafah, melewati Muzdalifah, dan langsung kembali ke hotel.
“Hal ini untuk memberikan kemudahan kepada jamaah khususnya lansia, dan diperuntukkan untuk jamaah yang tinggal di area Syiyah dan Raudhah,” katanya. *ENG