SULTENG RAYA – Program Rantai Pasok Pertanian Berkelanjutan di Indonesia atau dikenal SASCI+ (Sustainable and Value Added Agriculture Supply Chain in Indonesa) di Kabupaten Poso memasuki fase akhir.

Kegiatan tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi terutama proses bisnis kopi berkelanjutan di wilayah dampingan.

German Agency For International Cooperation (GIZ) bersama Rainforest Alliance (RA) yang merupakan mitra pelaksana melakukan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas Kelompok Tani dan pendapatan petani lewat pengolahan hasil kopi pasca panen pada bulan Mei-Juni 2024.

Sebagai bagian yang dapat memastikan petani memahami proses bisnis Kopi, kegiatan dilaksanakan sejak Minggu, 2 Juni hingga Kamis, 6 Juni 2024 di beberapa Desa di Kecamatan Lore Peore dan Lore Tengah, Kabupaten Poso.

Dalam kegiatan itu, GIZ bersama Dr. Reta dari Politeknik Pangkep sebagai Expert RA, melakukan kegiatan pelatihan dengan berbagai materi tentang budidaya kopi dari hulu – hingga hilir dan paling penting juga memberikan penyuluhan kepada sejumlah petani kopi.

Selain itu, ia melakukan pembentukan dan penguatan kelompok sekaligus praktek edukasi pengolahan kopi pasca panen.

Hal ini dimaksudkan untuk peningkatan pendapatan petani lewat manajemen kebun dan diverifikasi yang baik, selain juga petani telah belajar tentang praktek budidaya tanaman berkelanjutan.

“Dalam program SASCI+, selain petani belajar praktek budidaya yang baik, kami juga mendorong peningkatan pendapatan petani lewat pengolahan dan peningkatan mutu biji kopi yang sesuai SNI yang ada di Indonesia,”jelas Dr. Reta.

Lebih lanjut,  Dr. Reta mengatakan bahwa penguatan kelembagaan dan keterlibatan perempuan serta pemuda juga didorong untuk keberlanjutan praktek usaha pertanian.

“Dalam pelatihan ini, perempuan kami libatkan dalam proses pasca panen agar dapat membantu para suami yang bekerja sebagai petani, dan perempuan bisa bekerja pada fase pengolahan pasca panen,” tutur Dr. Reta yang juga seorang Akademisi dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Program Studi Agro Industri.

Selain diperkenalkan dengan proses panen yang baik, petani juga belajar cara pengolahan kopi dimulai pada proses pemetikan buah, penjemuran, pengenalan beberapa jenis pengolahan seperti natural, semi wash, full wash hingga honey.

Petani juga belajar tentang Sortasi buah kopi dan biji kopi, cupping kopi, proses roasting, pembubukan hingga pengemasan dan pemasaran.

“Kedepan, dari kegiatan ini diharapkan dapat membantu petani mandiri dalam banyak hal, terutama proses bisnis di Tanaman Kopi yang dinilai masa depannya akan membaik,”jelasnya.* WAN