SULTENG RAYA-Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Donggala mewacanakan PT BASS sebagai perusahaan Bersih dari Narkoba (Bersinar) di kabupaten itu, predikat tersebut diberikan setelah dilakukan pemeriksaan urin kepada seluruh karyawan dan semuanya dinyatakan negatif.
Penyuluh Narkoba Ahli Muda dari BNN Kabupaten Donggala, Markus, S.Kep.,Ns mengatakan, komitmen yang diperlihatkan menejemen PT BASS dalam keikutsertaannya melakukan pencegahan penyelahgunaan narkoba di lingkungan perusahaan tersebut membuahkan hasil.
Dimana selama ini, menejemen perusahaan sangat aktif melakukan penyuluhan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di lingkungan perusahaan melibatkan seluruh karyawan sebagai peserta dengan menghadirkan pemateri dari BNN dan praktisi dan pemerhati dari luar.
“Ini bukti komitmen menejemen perusahaan, dan kini hasilnya dapat terlihat, dari 66 karyawan yang dimiliki, dan diambil diperiksa sampel urinnya, semuanya dinyatakan negatif,”sebut Markus, Senin (6/5/2024).
Markus berharap, agar seluruh perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Donggala dapat mengikuti langkah dan jejak PT BASS dalam mengatasi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan perusahaan.
Mengingat hasil dari upaya tersebut juga dampaknya kembali dirasakan oleh perusahaan, karena akan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan aman, serta produktifitas karyawan meningkat.
Hal itu dibenarkan oleh General Manager (GM) PT BASS Priskal Parman, bahwa produktifitas karyawan meningkat jika para karyawan bersih dari penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya. Begitu juga tingkat kriminalitas sangat minim bahkan bisa dikatakan zero.
“Saya tidak terlalu repot melakukan pengawasan, karena semuanya berjalan baik-baik saja, bahkan tingkat perselisihan (mis komunikasi) antar karyawan sangat jarang terjadi, apa lagi kasus seperti kehilangan alat dan sebagainya, itu bisa dikatakan zero,”sebut Parman.
Sebenarnya kata Parman, menuju ke titik itu tidak instan, berproses berawal dari komitmen yang dibangun. Sejak perusahaan itu didirikan di tahun 2012 dan efektif produksi tahun 2014 telah membangun sebuah komitmen, bahwa dalam perekrutan tenaga kerja melibatkan sejumlah pihak, diantaranya adalah pemerintah desa setempat.
Bahkan pemerintah desalah yang terlebih dahulu yang menyaring calon karyawan, dari hasil seleksi mereka itulah yang diajukan ke manajemen perusahaan, sekalipun calon karyawan yang diajukan itu nol kompetensi.
Hal itu dilakukan karena 80 persen tenaga kerja di perusahaan PT BASS adalah warga lokal, hanya 20 persen non lokal, itupun hanya diperuntukan pada posisi yang membutuhkan keahlian khusus. “Karena mereka adalah warga desa setempat, maka kami serahkan ke pemerintahan desa yang menyaring, sehingga yang masuk ke perusahaan adalah warga terbaik hasil seleksi pemerintah desa, jadi tingkat kriminalitas berkurang, karena memang adalah warga pilihan,”sebut Parman.
Pihak perusahaan juga kata Parman, punya trik khusus dalam penanganan persoalan karyawan, setiap menejer harus bisa memperhatikan karyawan yang ada, jika ada karyawan yang tidak masuk satu sampai dua hari harus bisa dideteksi penyebabnya agar ditemukan solusinya. “Jika jarang hadir misalnya, satu sampai dua hari, harus didekati dan diedukasi, agar tingkat stresnya menurun, cari solusinya sama-sama,”sebutnya.
Selain kegiatan rutin seperti penyuluhan P4GN, juga kegiatan keagamaannya juga kerap dilakukan di perusahaan ini untuk meningkatkan kualitas spiritual karyawan. “Kita juga rutin melakukan kegiataan keagamaan untuk meningkatkan spiritual karyawan, agar ketenangan batin karyawan terbangun,”sebutnya. ENG