SULTENG RAYA – Peran perempuan dalam industri asuransi di Indonesia semakin penting dan strategis, baik sebagai konsumen, maupun karyawan dan pengambil keputusan. Jenjang karir semakin terbuka, kendati masih terdapat sejumlah tantangan untuk diatasi.
Demikian dikemukakan oleh Fabiola Noralita, Direktur Bisnis Individu PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) saat mengisi sesi seminar dalam Rangka Hari Kartini “The Role of Women Leadership in Digital Era” yang digelar LPPI di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Fabiola menyebutkan, secara global, terlihat adanya tren peningkatan peran strategis perempuan di dalam berbagai bidang kehidupan. Dari sisi status sosial ekonomi, kemampuan dalam mengambil keputusan, juga kekuasaan perempuan untuk memengaruhi pengeluaran rumah tangga semakin meningkat.
“Perempuan kini cenderung memperoleh penghasilan lebih banyak dan memiliki kendali yang lebih baik atas aset mereka, sehingga dapat membantu keluarga dan komunitas mereka menjadi sejahtera—sekaligus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Sulteng Raya, Rabu (24/4/2024).
Fabiola menyebutkan di era digital saat ini, di mana teknologi terus berkembang dengan cepat dan pasar asuransi semakin kompleks, kehadiran perempuan menjadi semakin penting. Perempuan tidak hanya membawa perspektif yang unik dan beragam tetapi juga dapat semakin memperluas pemahaman keluarga dan masyarakat untuk membuat keputusan dalam menggunakan layanan asuransi, membeli produknya, bahkan hingga menjual produk layanan tersebut.
“Salah satu segmen yang terus digarap oleh perusahaan asuransi jiwa di Indonesia adalah segmen perempuan,” ujarnya.
Mengutip data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) periode Januari–September 2023, premi produk tradisional asuransi jiwa mengalami peningkatan tahunan sebesar 12,5%. Pertumbuhan ini memberikan gambaran bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa terus meningkat, dan hal itu tidak terlepas dari peran kunci perempuan sebagai pengambil keputusan dalam melakukan pembelian produk asuransi maupun dalam pemasaran produk.
Kemampuan perempuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan memahami kebutuhan market dengan lebih baik, menjadi nilai tambah tersendiri yang menempatkan kaum hawa di posisi strategis sektor perasuransian. Bahkan perempuan di industri asuransi juga menduduki posisi-posisi kunci dalam manajemen risiko, analisis data, dan pengembangan produk.
Hal itu tidak terlepas dari tumbuhnya kesadaran di banyak perusahaan saat ini tentang pentingnya inklusi dan keberagaman dalam organisasi. Demikian pula perusahaan asuransi saat ini, yang umumnya telah mengadopsi kebijakan dan inisiatif tanpa memandang gender, yang tercermin dalam program mentoring, pelatihan kepemimpinan, kebijakan fleksibilitas kerja, dan sebagainya.
Dia pun memandang, ke depannya akan semakin dibutuhkan partisipasi kaum perempuan menjadi agen atau agency leader dan memegang tampuk pimpinan di industri asuransi, seiring meningkatnya kebutuhan perempuan terhadap produk asuransi.
“Di IFG Life sendiri, dua dari lima dewan direksi merupakan perempuan. Mereka memainkan peran penting dalam membentuk strategi bisnis, memperluas pasar, dan memastikan keberlanjutan perusahaan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang terus berkembang,” tutur Fabiola.
TANTANGAN PEREMPUAN
Meskipun jenjang karir untuk perempuan di industri asuransi telah berkembang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dia menyebutkan bahwa memang masih ada tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan kesetaraan dan keadilan dalam kesempatan karir.
Hal itu terutama terkait dengan stereotipe gender yang terkadang dialami oleh perempuan. Perempuan sering dianggap kurang mampu dalam mengambil risiko atau memimpin tim, meskipun bukti menunjukkan sebaliknya. Selain itu, banyak perempuan sering menghadapi tantangan dalam mencapai keseimbangan antara karir dan tanggung jawab keluarga.
“Oleh karenanya, penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan ini agar perempuan dapat meraih potensi karir mereka sepenuhnya. Penting untuk terus mendorong budaya perusahaan agar lebih inklusif dan menghargai kontribusi semua anggota tim, tanpa memandang jenis kelamin. Dengan demikian, industri asuransi dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, baik, dan berkelanjutan bagi semua anggotanya, termasuk perempuan,” tutupnya. */RHT