SULTENG RAYA – Penerapan prinsip Environmental (lingkungan), Social (sosial) dan Governance (ESG) menjadi komitmen PT Bank Rakyat Indoensia (Persero) Tbk atau BRI dalam menjalankan proses bisnis dan operasionalnya.
“Masih diingat ya bahwa BRI memang first mover untuk green financing di ESG. Kami memiliki komitmen untuk mengimplementasikan ESG,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso dalam sebuah wawancara belum lama ini.
Salah satu bukti nyatanya, yakni lewat Komite ESG yang dibentuk pada 2021, merupakan forum bagi jajaran manajemen dalam memonitor dan mengevaluasi implementasi ESG di BRI. BRI juga telah memiliki organisasi tersendiri ESG Division pada 2022.
“Karena urusan ESG ini bukan sekedar masalah, tetapi juga strateginya dan implementasinya. Untuk itu kami tempatkan dalam satu divisi khusus di situ,” tambahnya.
Dari sisi bisnis dan kaitannya dengan aspek environment, BRI telah melakukan perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dilakukan sejak 2020. Pada 2022, BRI menyempurnakan perhitungan tersebut yang mencakup emisi Scope 1, Scope 2, dan Scope 3 termasuk financed emissions, yaitu emisi yang dihasilkan atas Investasi dan pembiayaan yang dilakukan oleh BRI.
Dari perhitungan tersebut, BRI menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca menggunakan baseline year tahun 2022, serta menetapkan target Net Zero Emission pada tahun 2050 untuk emisi Scope 1, Scope 2, dan Scope 3 kategori financed emissions yang mengacu pada Science-Based Target Initiatives (SBTi).
Upaya penurunan emisi karbon ini dilakukan melalui berbagai inisiatif baik bisnis maupun operasional dalam pengelolaan emisi karbon. Dari sisi bisnis, Komitmen BRI dalam implementasi ESG tercermin dari portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing portfolio) BRI pada akhir Desember 2023 yang mencapai Rp777.3 triliun, atau setara 67,1 persen dari total kredit yang disalurkan serta investasi surat berharga korporasi berbasis ESG.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, penyaluran kredit berkelanjutan mayoritas tetap disalurkan kepada sektor UMKM dengan nilai sebesar Rp690,4 triliun, kemudian disusul oleh pembiayaan kepada sektor hijau senilai Rp82,3 triliun yang terdiri dari penyaluran kredit kepada sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berwawasan lingkungan senilai Rp52,8 triliun, transportasi hijau sebesar Rp11,2 triliun, energi terbarukan Rp6 triliun, dan sektor Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) lainnya sebesar Rp12,2 triliun. Penyaluran kredit berkelanjutan ini tercatat tumbuh double digit 11,2 persen secara tahunan (yoy).
Selain dalam bentuk penyaluran kredit kepada sektor berkelanjutan, BRI juga melakukan investasi surat berharga berbasis ESG. Hingga akhir 2023, BRI mencatat portofolio investasi surat berharga korporasi berbasis ESG sebesar Rp4,54 triliun.
Dari sisi pendanaan bank, BRI telah berhasil menerbitkan sejumlah obligasi berbasis ESG. Portofolio obligasi berbasis ESG hingga 2023, bernilai Rp39,6 triliun, atau 57,9 persen dari total obligasi yang diterbitkan Perseroan, yang terdiri dari Green Bond, Sustainability Bond, Repo Berbasis ESG, Sustainability-Linked Loans, dan instrumen pendanaan berbasis ESG lainnya.
Dari sisi operasional, BRI juga telah memulai menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional, serta melakukan pemasangan panel surya sebagai alternatif sumber daya listrik terbarukan.
Tidak hanya itu, BRI juga melaksanakan inisiatif ramah Lingkungan lainnya dengan mengimplementasikan program Zero Waste to Landfill yang telah mendaur ulang 591.203kg sampah dan berkontribusi pada avoided emission sebesar 441.817 kgCO2e.
BRI juga memiliki program BRI Menanam, di mana sampai dengan Desember 2023, Program BRI Menanam telah berhasil menanam 904.196 bibit pohon produktif yang disalurkan kepada nasabah Mikro dan Desa BRIliaN. Dari kegiatan tersebut, terdapat potensi penyerapan CO2 yaitu sebesar 780.606 kgCO2e. RHT