SULTENG RAYA – Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Tanamodindi, Sriwati, mengatakan, angka stunting di kelurahannya menurun.
Tercatat, angka stunting pada 2023 di kelurahan itu sebanyak 13 kasus. Saat ini, angka kasus tersebut telah menurun menjadi sembilan kasus.
“Untuk data 2024 belum masuk,” kata Sriwati saat ditemui Sulteng Raya, Selasa (20/2/2024).
Menurutnya, penurunan angka stunting tersebut, tidak lepas dari upaya pihak kelurahan menggalakkan program dicanangkan Pemkot Palu, yakni program rembuk stunting sejak tahun lalu.
Ia mengatakan, sejumlah upaya telah dilakukan Kelurahan Tanamodindi dalam program itu, yakni sosialisasi meningkatkan pemahaman dan akses layanan kesehatan kepada masyarakat serta aksi-aksi nyata lainnya.
“Sosialisasi dilakukan oleh pihak pemberdayaan masyarakat dan kadernya. Tujuan utama dari rembuk stunting ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan yang baik dan memberikan solusi dalam mencegah stunting,” tutur Sriwati.
Selain itu, pemerintah kelurahan juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan Kota Palu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanketapang) Kota Palu, menyediakan layanan kesehatan secara berkala dan menciptakan lingkungan yang baik.
“Ini menjadi momentun bagi kita semua untuk bersama-sama mengubah paradigma tentang kesehatan. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak lainnya,” katanya.
“Dengan komitmen yang baik dan kerja sama, Kelurahan Tanamodindi terus berupaya untuk menciptakan linkungan dan mendukung perubahan bagi masyarakat di Kota Palu. Semoga program rembuk stunting ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat kedepanya,” ujarnya menambahkan. MG2