SULTENG RAYA – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menjalin partnership dengan Montpellier Business School (MBS) Perancis dan Maastricht School of Management, untuk internasionalisasi dan pengembangan kualitas institusi maupun lulusan guna mendukung Indonesia Emas 2045.

Kerja sama FEB UI dengan MBS telah ditandatangani oleh kedua pihak di Montpellier, Perancis pada 16 November lalu. Kerja sama ini juga sekaligus menandakan kiprah FEB UI dalam memperluas jejaring dengan universitas luar negeri, sekaligus sebagai partner perguruan tinggi Indonesia pertama bagi sekolah bisnis asal Perancis tersebut.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Dekan FEB UI Teguh Dartanto dan Dekan MBS Bruno Ducasse. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Kerja Sama Akademik Internasional dan Anggota Dewan MBS Xavier Rajot, Ketua Program Kelas Khusus Internasional S1 FEB UI Isfandiarni, dan Kepala Kantor Internasional, Ventura, dan Kerja Sama FEB UI Putu Geniki Lavinia Natih.

Teguh mengatakan, kerja sama yang memperluas jejaring FEB UI dengan perguruan tinggi – perguruan tinggi di tingkat global diharapkan semakin meningkatkan kualitas FEB UI sebagai institusi serta SDM-SDM yang dihasilkan, terutama untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045.

“Kami terus berupaya mendorong kualitas lulusan dan FEB sebagai institusi yang memproduksi SDM-SDM berkualitas. Kerja sama ini semakin menegaskan dukungan FEB UI untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ucap Teguh, Rabu (29/11/2023).

Saat ini, lanjutnya, FEB UI merupakan sekolah bisnis double-crown accreditation pertama dan satu-satunya di Indonesia. FEB UI juga tercatat sebagai perguruan tinggi pertama Indonesia yang menjadi partner MBS. Demikian pula bagi FEB UI, MBS merupakan partner perguruan tinggi Perancis pertama, dari total 10 universitas yang sudah bekerjasama dalam program double degree dengan Program Kelas Khusus Internasional di tingkat S1 FEB UI.

“Melalui program tersebut, diharapkan mahasiswa FEB UI memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai studi pilihannya. Selain itu, mereka mampu memandang dunia dari sudut pandang yang lebih kaya, dan mempelajari hal baru dari berbagai negara dan budaya,” ujarnya.

Sebelumnya, Teguh telah lebih dulu bertemu dengan Xavier Rajot yang melakukan kunjungan ke kampus FEB UI di Depok, Jawa Barat. Pertemuan tersebut dalam rangka menjajaki rencana partnership antara kedua institusi terkemuka tersebut.

Building Network

Putu Geniki Lavinia Natih menambahkan MBS merupakan salah satu top 10 sekolah Business dan Management terbaik di Perancis dan merupakan bagian dari 1% top business school di dunia yang memiliki predikat Triple Crown (memiliki 3 akreditasi internasional bergengsi AMBA, AACSB dan EQUIS).

Sesuai misinya, lanjutnya, MBS merupakan pioneer, leading, dan inclusive business school untuk mendukung mahasiswa bertalenta menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan mampu berkontribusi konkrit dan mentransformasi lingkungan kerja mereka. Menurut Niki, hal ini sejalan dengan misi FEB UI untuk mencetak pemimpin bangsa yang bertanggung jawab dan mampu berkontribusi pada pembangunan global.

“Mahasiswa FEB UI butuh tidak hanya mengasah academic skills, tetapi juga butuh membangun pengalaman hidup, building network yang luas dengan mahasiswa asing, dan diaspora Indonesia di luar negeri, serta melatih leadership dan teamwork skills,” imbuh Isfandiarni, Ketua Program Kelas Khusus Internasional S1 FEB UI.

Dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tersebut, FEB UI dan MBS menjejakkan langkah awal persiapan kedua belah pihak sebagai mitra dalam penyelenggaraan program student exchange dan double degree untuk International Undergraduate Program (IUP).

Double degree untuk mahasiswa IUP pada program Bachelor of International Business Administration (BIBA) dapat ditempuh melalui dua skema pendidikan. Pertama, mahasiswa menyelesaikan 2 tahun pendidikan di UI kemudian melanjutkan 2 tahun di MBS untuk Jurusan Manajemen. Kedua, mahasiswa menempuh 3 tahun pendidikan di UI dan 1 tahun di MBS untuk Jurusan Manajemen dan Akuntansi.

Setelah lulus, mahasiswa yang mengikuti program tersebut akan memperoleh dua gelar Pendidikan, yakni Sarjana Ekonomi dari UI dan Diplôme en Management International des Affaires dari MBS.

Selain itu, FEB UI juga membina kemitraan strategis dengan Maastricht School of Management (MSM). Predikat MSM sebagai sekolah bisnis yang meraih triple crown accreditation tidak hanya sekadar menjadi referensi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi FEB UI dalam upaya memajukan pendidikan dan penelitian di bidang bisnis.

Melalui kemitraan dengan MSM, Teguh yang didampingi oleh Ketua Program Studi Magister Manajemen (MM) FEB UI Rofikoh Rokhim, Ketua Program Kelas Khusus Internasional FEB UI Isfandiarni, dan Kepala Kantor Internasional, Ventura, dan Kerja Sama FEB UI Putu Geniki Lavinia Natih, menandatangani perjanjian kerja sama double degree antara program MM FEB UI dengan MSM. Melalui inisiatif ini, mahasiswa FEB UI memiliki kesempatan untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang manajemen dari perspektif internasional yang sangat diakui.

Selain dengan MBS dan MSM, FEB UI hingga saat ini sudah bekerja sama dengan sejumlah kampus di Eropa, di antaranya University of Amsterdam, Vrije University, University of Groningen, Tilburg University, International Institute of Social Studies (Erasmus), dan University of Birmingham. Sebagian besar partner-partner universitas tersebut sudah bekerjasama dengan FEB UI selama 20 tahun atau lebih.

Teguh berharap, berbagai kerjasama dan upaya perluasan jaringan dengan kampus-kampus global tersebut dapat membawa FEB UI semakin bertumbuh dan berkembang serta memberikan exposure yang luas kepada mahasiswa.

Di posisi saat ini, ujarnya, FEB UI saat ini sudah mencapai predikat double crown (memiliki akreditasi internasional AMBA dan AACSB) dan masuk ke dalam top 5% business school di dunia yang memiliki predikat ini. FEB UI pun saat ini sedang menuju akreditasi ketiga, yaitu EQUIS.

“Dengan perluasan jaringan kerjasama internasional, kami berharap perjalanan menuju terpenuhinya akreditasi EQUIS kami semakin diberikan kelancaran. Dan tidak kalah penting, mahasiswa kami dapat memiliki akses dan network serta jaringan belajar yang luas, demi memperkaya pengalaman dan skills mereka,” tutup Teguh. RHT