SULTENG RAYA – Sekretaris Daerah Kota (Sekkot) Palu, Irmayanti Pettalolo, mengajak seluruh pihak, baik dari unsur pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat, maupun pihak swasta, bersinergi dalam menyelesaikan permasalahan stunting di Kota Palu.

“Kita harus bekerja sama dengan tekad yang kuat, mengedepankan kepentingan bersama demi mewujudkan Kota Palu yang sehat dan berdaya saing,” kata Sekkot Irmayanti saat menghadiri kegiatan audit kasus stunting Kota Palu di ruang pertemuan Balai LPMP, Jalan Soetomo, Kota Palu, Kamis (16/11/2023).

Sekkot Irmayanti menyampaikan, kegiatan audit kasus stunting tersebut memiliki tujuan sangat mulia, yakni untuk memahami secara mendalam kasus-kasus stunting yang terjadi di wilayah Kota Palu

Menurutnya, stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga merupakan isu pembangunan manusia yang memiliki dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan generasi penerus.

Sekkot menyatakan, Kasus stunting yang terjadi di Kota Palu bukanlah sekadar statistik, tetapi nyawa-nyawa kecil yang harus dilindungi dan diberikan peluang tumbuh kembang seoptimal mungkin.

“Angka Stunting Kota Palu cukup tinggi, dan ini menjadi isu nasional. Stunting di Kota Palu harus jadi perhatian,” ungkapnya.

Melalui kegiatan audit itu, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu berupaya memahami akar permasalahan, mencari solusi yang tepat, dan memastikan bahwa intervensi yang kita lakukan dapat memberikan hasil yang signifikan.

“Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting harus menjadi prioritas bersama, karena dampaknya bukan hanya terasa oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi juga merambah ke sektor-sektor lain dalam masyarakat,” tuturnya.

PREVALENSI STUNTING 24,7 PERSEN

Sebagai informasi tambahan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, angka prevalensi stunting Kota Palu 24,7 persen dari tahun sebelumnya 23,9 persen atau meningkat 0,8 persen. 

Lalu data e-PPBGM, prevalensi stunting di daerah ini turun sekitar 1,8 persen dari 7,85 menjadi 6,19 dari 90 persen hasil penilaian terhadap balita, ibu hamil, dan komponen lainnya. 

Data e-PPBGM juga menunjukkan, 1.221 balita di daerah ini terkena stunting dari 22.400 lebih balita di Kota Palu.HGA