SULTENG RAYA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan gedung kantor baru bernama BSI Tower yang dibangun berkonsep green building, Kamis (9/11/2023).

BSI Tower diproyeksikan menjadi financial center dan sebagai kawasan yang ikonik di jantung kota Jakarta.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, dalam sambutannya mengatakan, sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI ingin memiliki kantor yang representatif dengan semangat rahmatan lil alamin. Pembangunan kantor baru tersebut sejalan dengan komitmen kuat Perseroan dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Selain itu, kehadiran gedung baru ini pun menjadi penguatan bisnis BSI yang mengacu pada ekonomi berkelanjutan. Sebab, gedung ini pun di bangun dengan konsep yang ramah lingkungan. Adapun pembangunan kantor baru tersebut merupakan salah satu program yang sejak awal sudah dicanangkan oleh BSI.

“Konsep green building ini sejalan dengan semangat BSI yang senantiasa mengedepankan implementasi ESG [environmental, social, and governance] dalam setiap langkah yang kami lakukan. Selain itu, sebagai bank syariah, BSI juga komitmen pada 3P, yaitu People, Planet, dan Profit, yang mana ini sejalan dengan semangat rahmatan lil alamin yang diajarkan dalam Islam,” kata Hery.

Hadir dalam seremoni groundreaking BSI Tower, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan BUMN tidak salah melakukan investasi di pusat Jakarta, karena kawasan ini ke depannya menjadi salah satu financial center yang diawali dengan membangun dua gedung kembar yakni Menara Danareksa dan BSI Tower.

“Ke depannya setelah ibukota pindah ke IKN, kawasan Monuman Nasional (Monas) akan dihijaukan dan menjadi city center atau kawasan perekonomian. Dengan hadirnya BSI Tower, kami berharap menjadi Financial Center, menjadi kawasan yang ikonik. BUMN terus menjalankan misinya sebagai agent of change dan berharap BSI terus tumbuh, tidak hanya tumbuh di Indonesia, saya berharap sekarang 12 besar dunia, akan masuk 10 besar dunia,” papar Erick.

Terkait pembangunan BSI Tower, Hery menambahkan, konsep green building diadopsi perseroan karena BSI adalah perusahaan modern yang mengedepankan keberlanjutan (sustainability).

Seperti diketahui, green building adalah bangunan yang struktur dan proses pemakaiannya bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut. Hal itu mencakup pemilihan tempat, desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, hingga kelak proses peruntuhan.

BSI Tower didesain dengan konsep green building dengan sertifikasi gold. Gedung ini nantinya menggunakan solar panel di rooftop serta memiliki desain fasad yang dapat mereduksi panas matahari.

BSI Tower juga dilengkapi oleh beberapa keunggulan lainnya untuk menunjang kenyamanan dan keamanan pengguna gedung berupa stasiun pengisian kendaraan listrik, lift dengan sistem kontrol destinasi, pengawasan dan control Security & CCTV 24 Jam pada area publik, serta kapasitas parkir sepeda, mobil, dan motor yang memadai.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, Novel Arsyad mengatakan pekerjaan konstruksi BSI Tower ditargetkan selesai dalam waktu 18 bulan.

“Gedung ini memiliki 22 lantai area kantor, 1 lantai basement, dan 9 lantai podium parkir gedung ini akan menjadi simbol Bank Syariah terbesar di dunia,” kata Arsyad.

BSI Tower berlokasi di ring 1 yakni di Jl. Medan Merdeka Selatan No. 17, Jakarta Pusat. Gedung ini akan dilengkapi dengan masjid, ballroom, meeting room, food hall, dan connecting bridge yang menghubungkan Menara Danareksa dengan BSI Tower sehingga menjadikan kompleks Financial Center yang terintegrasi secara seamless dengan Kementerian BUMN.

“Gedung BSI merupakan Identical Twin dari Menara Danareksa yang juga merupakan hasil karya PT PP, dengan lokasinya yang berada di jantung ibu kota gedung BSI menjadi satu rangkaian ruang yang berdampingan dengan BUMN untuk dapat terintegrasi dalam pengurusan hal terkait Financial Economy,” kata Novel.

Adapun, pembangunan dan pengembangan Gedung BSI Tower ditargetkan memakan waktu 18 bulan serta memakai skema Build Operate Transfer (B.O.T) dengan masa konsesi 30 tahun. Gedung tersebut akan berdiri di lahan seluas kurang lebih 5.736 m2. Sedangkan nantinya luas bangunan jadi mencapai sekitar 5.736 m2.

“BSI berharap nantinya BSI Tower bisa menjadi simbol kebangkitan bank syariah di dalam negeri yang mengacu pada semangat ekonomi syariah berkelanjutan. Oleh karenanya, BSI pun terus melakukan upaya-upaya dan langkah-langkah untuk meningkatkan literasi, inklusi, dan penetrasi perbankan syariah nasional,” tuturnya.

PENGUATAN ESG

Hery pun menekankan, BSI Tower berkonsep green building merupakan salah satu wujud nyata komitmen Perseroan dalam penguatan penerapan prinsip ESG. 

“Penerapan ESG adalah kewajiban perusahaan modern dalam menyeimbangkan bisnisnya. Komitmen kami tentunya bukan hanya menerapkan ESG melalui kinerja pada bisnis inti saja. Namun di seluruh aspek operasional termasuk gedung perkantoran. Dengan demikian BSI siap menyongsong masa depan untuk mewujudkan pertumbuhan dan kemajuan yang berkelanjutan sesuai prinsip syariah yang rahmatan lil alamin,” ujarnya.

Selain itu, BSI juga fokus dan berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023 pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp53,6 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp43,4 triliun, disusul pertanian Rp4,9 triliun, eco-effisien produk Rp3,3 triliun, energi terbarukan Rp1,4 triliun dan proyek eco-green Rp600 miliar.

Beberapa strategi secara konsisten dilakukan di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang, akselerasi business process dan disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan.

Dari sisi internal BSI, saat ini perseroan juga telah memiliki 3 program green activity di antaranya effisiensi energi, pengelolaan limbah dan pengurangan penggunaan kertas.

BSI telah memiliki green building landmark Aceh, penggunaan solar panel di outlet BSI Mayestik dan Mataram serta kendaraan operasional 35 unit motor listrik.

Hingga September 2023, BSI juga telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon sebanyak 63,4 ton CO2, dan mendaur ulang plastik 17,2 ton limbah plastik.

“Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat dan sustain serta memiliki kualitas baik,” pungkasnya. */RHT