SULTENG RAYA – Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palu melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam telah membuat tim pokja bersama dengan penyuluh Agama, untuk membentuk kampung moderasi beragama (KMB), sebagai upaya menjaga toleransi dan kerukunan masyarakat setempat.

Kasi Bimais Kemenag Kota Palu, Isnaeni, mengungkapkan, kampung moderasi beragama merupakan bentuk manifestasi dari upaya Pemerintah menjaga kerukunan di lingkungan masyarakat.

“Kampung moderasi beragama (KMB) merupakan pengejawantahan dari konsep moderasi beragama yang mana hal ini merujuk kepada sikap dan upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk selalu menghindarkan perilaku ekstrem dan selalu mencari jalan tengah yang menyatukan dan bersama semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat,” kata Kasi Isnaeni dalam rapat evaluasi dan pemantapan di aula Kantor Kemenag Kota Palu, Senin (10/7/2023).

Menurutnyam tim pokja telah melakukan survey dan mengumpulkan data-data terkait dengan indikator utama pembentukan KMB. Beberapa kelurahan telah ditampilkan keunikan masing-masing.

“Hal tersebut meliputi indeks toleransi, tingkat kesetaraan dan indeks kerjasama,” ucapnya.

Berdasarkan hasil temuan dan paparan dari kelurahan tersebut, tim pokja sepakat menetapkan dua kelurahan KMB memiliki kredit poin sesuai dengan indikator yang ada.

“Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore dan Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatanga, yang akan di-launching secara serentak oleh Menteri Agama RI tanggal 27 Juli 2023 mendatang, menjadi kampung moderasi beragama,” jelasnya.

Sementara itu, Kakankemenag Kota Palu, Nasruddin L Midu, mengungkapkan, Kemenag mencanangkan pembentukan kampung moderasi. Kampung moderasi, kata dia, merupakan suatu istilah menggambarkan suatu wilayah tertentu atau kelurahan/desa, masyarakatnya terdiri atas beberapa perbedaan.

“Dalam hal ini terutama dari aspek kepercayaan, keyakinan, agama, ras atau lainnya dengan penuh kesadaran menerima perbedaan yang ada karena pemahaman terhadap keagamaannya yang moderat dengan sepenuh hati untuk dapat memberikan kemaslahatan diri, lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara sehingga tercipta kerukunan, toleransi, kerukunan dan harmonis,” jelas Kakakemenag Nasruddin.

Ia menjelaskan, program kampung moderasi itu mencoba menyatukan berbagai perbedaan terutama dalam hal agama atau kepercayaan, untuk saling menghargai dan menjunjung tinggi toleransi.

“Nantinya, kampung moderasi bisa dijadikan sebagai role model bagi seluruh wilayah di Indonesia, khususnya Kota Palu, mengenai indahnya rasa persatuan dalam berbagai perbedaan. Harapannya ke depan nanti akan bermunculan kampung moderasi beragama di kelurahan-kelurahan yang lain, targetnya seluruh wilayah Kota Palu menjadi kota moderasi beragama,” tuturnya. HGA