SULTENG RAYA – Balai Karantina Pertanian Palu memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-146, sekaligus meluncurkan sebuah aplikasi layanan yang disebut Si-Cermat (Sistem Informasi Cepat, Efektif, Responsif, Mudah, Aman dan Transparan).
Dengan adanya Aplikasi Layanan Karantina itu, akan lebih memudahkan sistem administasi pelayanan pengguna jasa karantina, sekaligus sebagai bentuk dukungan sebagai daerah penyangga IKN dan Kota Palu sebagai penyangga investasi yang ada di Morowali dan Morowali Utara.
“Melalui Aplikasi layanan ini, layanan Karantina Pertanian Kota Palu tidak akan pernah berhenti selama 24 jam dalam 7 hari terus akan bergulir,” sebut Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, drh. Indra Dewa, Kamis (12/10/2023).
Katanya, sejak integrasi karantina pertanian dan ikan melalui Peraturan Presiden Nomor 45 tahun 2023 tentang Badan Karantina Indonesia yang berlaku pada 20 Juli 2023, ini adalah peluncuran Aplikasi Layanan pertama di Indonesia. “Itu adalah bentuk respon dukungan kami sebagai daerah penyangga IKN, karena kami lah yang paling memahami apa yang dibutuhkan daerah ini sebagai daerah penyangga,” ujar Indra Dewa.
Aplikasi Layanan Si Cermat ini terbagi atas dua, yakni Pelayanan Publik dan Layanan Internal. Untuk Pelayanan Publik diperuntukan bagi masyarakat pengguna jasa karantina, sementara Layanan Internal diperuntukan melayani pegawai karantina melakukan pelayanan administrasi secara digitalisasi.
Lebih lanjut kata Indra Dewa, keunggulan Aplikasi ini dimana sebelumnya semua pelayanan administrasi secara manual, kini menggunakan Paperless. Pengguna jasa yang bermohon tidak lagi bertemu dengan petugas, begitu juga dengan pemeriksaan dilakukan melalui sistem. Sistem itulah katanya yang akan memerintahkan ke petugas untuk mengecek ke lapangan tanpa harus bertemu dengan pemilik, kecuali hanya pendampingan. “Itu dilakukan untuk menghemat dan memotong mata rantai adanya penyimpangan, seperti hal-hal sifatnya korupsi, sekaligus ini bagian dari upaya menjaga integritas dan marwah organisasi baru kami,” jelasnya.
Sementara, Gubernur Sulawesi Tengah diwakili oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Nelson Metubun mengapresiasi terobosan itu dengan harapan semoga dapat mewujudkan layanan prima dan pemantik kinerja insan karantina dalam menjaga keamanan pangan.
Sebagai palang pintu terakhir masuk dan keluarga bahan pangan di provinsi ini, apalagi sebagai penyangga IKN dan penyangga investasi yang ada di Morowali dan Morowali Utara, dengan melalui aplikasi itu bisa lebih prefesional dalam menjalankan tusinya.
“Jika tidak ada Balai Karantina, bisa jadi pangan kita teracuni, bisa jadi bibit-bibit yang masuk membawa penyakit, ikan apalagi dari sektror pangan. Ini sangat berbahaya. Untuk itu semoga semangat di HUT 146 tahun ini, lebih ketat dalam menjaga masuk dan keluarnya bahan pangan, apalagi dengan lepasnya balai dari Kementerian Pertanian, otomatis mereka bisa lebih independen,” harapnya. ENG