SULTENG RAYA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali optimistis dapat mencapai target 14 persen pada 2024 menurunkan angka stunting.

Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Kabupaten Morowali yang juga Pj Bupati Morowali, Abdul Malik Hafid, optimistis tersebut lantaran besarnya dukungan sumber daya, anggaran pemerintah, swasta serta dana desa.

“Pemerintah Kabupaten melalui OPD terkait telah merencanakan berbagai macam kegiatan dan program terkait upaya penurunan stunting. Adapun jumlah besaran APBD yang digunakan pada tahun ini, khusus untuk percepatan penurunan stunting sebesar Rp68.141.817.180. Jika melihat besaran APBD yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten, sangat diharapkan berbanding lurus dengan penurunan angka stunting di kabupaten ini,” kata Abdul Malik Hafid, pada pembukaan Rapat Koordinasi Lintas Program/Lintas Sektor Tingkat Kabupaten Morowali di Gedung Serbaguna Kelurahan Matano, Rabu (11/10/2023).

Demi mencapai target tersebut, kata dia, diperlukan strategi dan inovasi serta melakukan evaluasi atas kegiatan telah dilaksanakan.

“Harus kita ingat bersama bahwa, target 14 persen sesuai dengan Perpres 72 tahun 2021 yang wajib dicapai pada tahun 2024 masih cukup jauh. Sehingga tetap diperlukan strategi dan inovasi untuk mencapai target tersebut. Perlu Kembali melakukan review atas kegiatan yang telah kita laksanakan, agar capaian kabupaten bisa lebih signifikan dan dapat mencapai target Pemerintah Pusat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah, Tenny C Soriton, mengatakan, untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas, harus disiapkan dari sekarang karena jika tidak disiapkan dari sekarang akan menjadi masalah di kemudian hari.

“Percepatan penurunan stunting dan mewujudkan sumber daya manusia berkualitas betul-betul harus kita siapkan dari sekarang, karena kita ketahui bersama, Kabupaten Morowali termasuk pendapatan paling tinggi, sehingga kalau tidak disediakan dari sekarang akan menjadi masalah kedepan nanti,” kata Kaper Tenny

Terlebih, kata dia, Kabupaten Morowali tidak hanya dikenal di tingkat nasional, tapi sangat dikenal sampai tingkat internasional, dikenal dengan sumber daya alam sangat baik, maka perlu diimbangi dengan peningkatan SDM baik.

Ia mengatakan, anak-anak di Morowali tidak hanya berasal dari warga setempat, tapi berasal dari warga pendatang yang datang bekerja. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan masalah kependudukan dan masalah sosial yang harus menjadi perhatian bersama dalam menyelesaikannya.

Di sisi lain, kata dia, BKKBN hadir bukan untuk mensejahterakan rakyat, namun berupaya meningkatkan sumber daya manusianya sejak bayi hingga lanjut usia.

“Oleh karena itu, kita harus betul-betul berkoordinasi, betul-betul data dimatangkan karena itu masalah kompleks yang ada di morowali. Seperti masalah kependudukan dan masalah sosial,” tuturnya.

Peserta kegiatan tersebut, Anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting Morowali, camat se-Kabupaten Morowali, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Morowali, Koordinator Balai KB se-Kabupaten Morowali, Ketua-Ketua Lembaga Profesi Kesehatan se-Kabupaten Morowali, Technical Assistant Satgas Stunting Kabupaten Morowali, Tenaga Ahli Program P3MD, Koordinator Kabupaten Program Keluarga Harapan, Kepala KUA se-Kabupaten Morowali dan Perwakilan Tim Pendamping Keluarga Kecamatan se-Kabupaten Morowali. */HGA