SULTENG RAYA – Perubahan pola masyarakat dalam bertransaksi dan menikmati layanan perbankan menjadi satu hal tidak terpisahkan dari transformasi digital.

Kendati demikian, tidak dapat dimungkiri, belum semua segmen tersentuh atau melek literasi digital.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BRI senantiasa menyediakan cara agar seluruh segmen nasabah bisa mendapatkan akses layanan perbankan.

Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan, pihaknya terus berupaya membawa efisiensi dalam operasional BRI dengan strategi digitalisasi.

BRI saat ini menerapkan konsep hybrid bank, memastikan masyarakat belum terlalu familiar terhadap digitalisasi bisa tetap terlayani.

“Dan ternyata kita punya riset, kita punya survei, bahwa masyarakat micro finance di Indonesia itu, pertama mereka sudah paham dengan alat-alat digital, dengan gadgetnya, tapi mereka kurang paham dengan produk keuangan digital,” ujarnya, Senin (18/9/2023).

Kemampuan BRI untuk menyediakan layanan melalui digital dikombinasikan dari digital dan manual disebut hybrid. Adapun contoh hybrid bank strategy paling sederhana, yakni AgenBRILink.

Agen tersebut mampu menjawab karakteristik nasabah mikro. AgenBRILink memiliki peranan sangat penting dalam roda perekonomian, serta kehidupan masyarakat.

“Dalam pelaksanaannya, AgenBRILink selalu siap melayani kebutuhan masyarakat sekalipun dalam periode hari libur,” jelasnya.

Hadirnya AgenBRILink juga dapat memudahkan aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia melalui fitur-fitur sudah disediakan.

Fitur-fitur dapat dinikmati seperti, pembayaran tagihan listrik, air, iuran BPJS, telepon, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, top-up BRIZZI, setoran pinjaman, memberikan layanan referral pembukaan rekening tabungan BSA dan pinjaman, serta transaksi lainnya.

Saat ini, kata dia, BRI telah memiliki 666 ribu AgenBRILink tersebar di lebih dari 59 ribu desa. Jumlah tersebut tercatat telah meng-cover 80 persen dari total desa di Indonesia.

“Adapun volume transaksi AgenBRILink selama Januari hingga Juni 2023 telah mencapai sebesar Rp675,8 triliun,” katanya.

Apabila dihitung setiap tahun, kata dia, AgenBRILink telah menghasilkan nilai transaksi kurang lebih Rp1.300 triliun.

Dari transaksi tersebut, dihasilkan fee based income sebesar Rp 1,4 triliun setiap tahunnya, dan agen sendiri dapat menerima 2 hingga tiga kali lipat fee based income sebagai sharing fee.

Tak hanya itu, salah satu implementasi layanan digital juga dibuktikan melalui super apps BRImo. Tercatat, user BRImo saat ini mencapai 27,8 juta dengan nilai transaksi tumbuh 76,3 persen.

“Artinya transaksi lewat BRImo sudah mencapai nominal Rp1.896 triliun. Dengan lebih dari 100 fitur di dalamnya, super apps ini diharapkan dapat semakin memudahkan masyarakat,” tuturnya. RHT