SULTENG RAYA  – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) terus mendorong pengembangan potensi daerah melalui ajang Kadin Impact (KIA). Mengusung tema “Satu Kadin Membangun Bangsa”, KIA merupakan bentuk apresiasi Kadin Indonesia kepada Kadin Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang telah berhasil mengembangkan program pemberdayaan yang berdampak positif secara maupun ekonomi.

Ajang ini bertujuan untuk memacu Kadin di seluruh daerah agar terus berinovasi dan menghasilkan program-program unggulan dalam pemberdayaan ekonomi daerah. Dalam ajang ini, Kadin Indonesia melakukan rangkaian penilaian pada 20 program yang secara signifikan berdampak sosial milik Kadin Daerah.

Dalam rangka penjurian ajang tersebut, Kadin Indonesia melanjutkan rangkaian kunjungan ke Donggala, yang menghadirkan inovasi dalam budidaya jagung lewat program Sulteng Corn Collaboration 4.0. Program ini merupakan program kolaboratif antara Kadin Donggala dengan Syngenta, salah satu perusahaan pemasok produk perlindungan tanaman terbesar di dunia.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan kolaborasi Kadin Donggala dengan Syngenta dalam program ini menjadi kunci kesuksesan dalam transformasi petani jagung di Sulawesi Tengah. 

“Program Sulteng Corn Collaboration 4.0 adalah contoh dari inisiatif yang inklusif, kolaboratif, dan progresif dalam pembinaan petani lokal agar mampu mengatasi tantangan-tantangan yang selama ini ditemui.  Program ini memberikan Good Agricultural Practice (GAP)yang meliputi penyuluhan pelaku pertanian, serta pola tanam, sinergi dengan pemerintah daerah, serta memanfaatkan dengan menyediakan sistem pemasaran e-commerce,” ujar Arsjad.

Sulteng Corn Collaboration 4.0 adalah program pengembangan budidaya jagung di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang diinisiasi oleh Kadin Donggala bekerja sama dengan Syngenta, Pemerintah Kabupaten Donggala, PT Eazt – Jobers, , dan Bank BRI.

Adapun kegiatan yang dilakukan mencakup pelatihan teknik budidaya jagung dengan menerapkan Good Agricultural Practices (GAP), pemberian akses kredit usaha rakyat () maupun tabung tanam (crowdfunding), kebun percontohan seluas 15 hektare dengan produktivitas di atas 7 ton per hektare, kemitraan dengan peternak sebagai pembeli untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan, dan pemanfaatan teknologi digital untuk  pembangunan Ekosistem Jagung Smart 4.0 yang merupakan program terintegrasi multi pihak untuk mendorong percepatan hilirisasi industri jagung di Provinsi Sulawesi Tengah.

Ketua Kadin Kabupaten Donggala, Rahmad Arsyad mengatakan Inovasi Ekosistem Jagung Smart 4.0 adalah salah satu konsep unggulan dalam program ini. Konsep ini tidak hanya berfokus pada meningkatkan produktivitas komoditas lokal, tetapi juga membentuk sinergi dengan industri lanjutan dan berbagai pihak lainnya dalam rangka integrated farming. Dengan dukungan dari perbankan dan fintech untuk permodalan, penerapan teknik pertanian canggih, serta pasar smart yang efisien, program ini telah berhasil mendorong percepatan hilirisasi industri jagung di Provinsi Sulawesi Tengah.

“Tolak ukur keberhasilan program ini dinilai dari peningkatan kapasitas petani jagung melalui pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) dan memberikan akses pembiayaan dari perbankan dan fintech. Dengan melibatkan lebih dari 1.000 petani dan menyediakan KUR serta crowdfunding, program ini telah menggerakkan pertumbuhan sektor perkebunan jagung di Kabupaten Donggala, serta berpotensi dapat direplikasi di seluruh kabupaten di Sulawesi Tengah,” kata Rahmad.

Dengan terus berfokus pada kemandirian, keberlanjutan pasokan, dan evaluasi berkelanjutan, program Sulteng Corn Collaboration 4.0 telah berhasil menciptakan dampak positif yang signifikan bagi para petani dan perekonomian daerah setempat.

“Melalui inovasi yang menggabungkan teknologi canggih, praktik pertanian yang baik, dan sinergi dengan industri hilir lainnya,  program ini telah berhasil meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam rantai nilai jagung. Ke depannya, diharapkan industri jagung di wilayah Sulawesi Tengah terus berkembang dan mampu bersaing secara global serta dapat mendorong kemajuan bangsa melalui sektor pertanian yang berkelanjutan dan inklusif” tutup Arsjad.*WAN