RAYA – Dua kelurahan di Kota , yakni Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore dan Kelurahan Nunu, Kecamatan Tatanga dicanangkan bakal jadi kampung moderasi beragama.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) , Nasrudin L Midu, mengatakan, program tersebut diinisiasi Kota Palu demi membangun umat moderat.

Pemilihan dua kelurahan tersebut, kata dia, berdasarkan juknis dan juklak telah ditetapkan dari Kemenag RI. Melalui penyuluh agama setempat, Kemenag Kota Palu melakukan survey lapangan dalam proses pencanangan kampung moderasi itu.

“Kampung ini kita akan jadikan pilot project untuk membangun umat yang moderat. Jadi penyuluh agama itu turun ke setiap kelurahan untuk meminta konfirmasi lewat juknis dan juklak yang dibuat oleh pusat,” jelas Kakankemenag Nasrudin saat kunjungan silaturrahim dengan Wali Kota Palu, di ruang kerja Wali Kota Palu, Selasa (18/7/2023).

Diketahui, kata dia, indikator moderasi beragama dilihat dari adanya empat pilar utama, yakni komitmen kebangsaan, menjunjung tinggi -nilai toleransi, anti-kekerasan dan menghormati budaya-budaya setempat.

“Nah itu yang ingin kita garap, Insya Allah dua kelurahan ini akan kita jadikan contoh untuk membangun nilai-nilai moderasi beragama di Kota Palu,” imbuh Nasrudin.

Program dua kampung moderasi beragama, kata dia, rencananya di-launching pada 27 Juli 2023 mendatang.

“Nantinya, akan ada indikator yang menjadi penilaian rutin terkait moderasi dalam beragama dengan bekerjasama dengan beberapa forum agama dan Pemerintah Kota Palu. Saya kira akan kita kembangkan, cuman untuk sementara ini dua kelurahan dulu sebagai percontohan,” ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Hadianto, menyambut baik program usulan Kemenag tersebut. Ia menyatakan hal itu penting demi menjaga kerukunan antar-umat beragama.

“Kita kan ingin bagaimana kelurahan-kelurahan kita ini artinya bisa rukun antar umat beragama, dalam hal ini moderasinya,” katanya.

Ia menyarankan agar program kampung moderasi beragama dapat pula menyasar pada kampung atau wilayah dinilai memiliki indikator moderasi agama rendah demi menunjang peningkatan.

“Kenapa tidak di daerah yang seperti ini (daerah rendah moderasi, red), penguatan moderasinya kita masuki, supaya selesai kita dengan urusan itu (toleransi, red),” tuturnya. HGA