SULTENG RAYA – Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako (Untad) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian yang mengangkat tema “Peningkatan Kapasitas Petani Berbasis Sumber Daya Lokal dalam Upaya Konservasi Tanah dan Air Secara Berkelanjutan”.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Balongga, Kabupaten Sigi, dan dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Ir. Naharuddin, S.Pd., M.Si., Guru Besar Fakultas Kehutanan Untad.
Dalam pemaparannya, Prof. Naharuddin menekankan, tantangan utama yang dihadapi petani saat ini adalah degradasi lahan dan menurunnya kualitas lingkungan akibat praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan.
Oleh karenanya, lanjut Naharuddin, penting untuk meningkatkan kapasitas petani dengan pendekatan berbasis sumber daya lokal yang lebih adaptif, efisien, dan berkelanjutan.
“Konservasi tanah dan air bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau akademisi, tetapi juga harus menjadi kesadaran kolektif masyarakat, terutama para petani. Melalui pendekatan berbasis sumber daya lokal, kita ingin memastikan praktik konservasi dapat diterapkan secara nyata dan berkelanjutan di tingkat tapak,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
Turut membersamai sebagai pemateri Dr. Ir. Rukmi, MP., dan Rahmawati, SP., MP., kegiatan diseminasi ini diikuti oleh puluhan petani, perangkat desa, penyuluh lapangan, serta mahasiswa Program Kampus Berdampak.
Peserta mendapatkan materi terkait teknik konservasi tanah dan air, penerapan agroforestri, pemanfaatan vegetasi lokal untuk mencegah erosi, hingga strategi pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lahan secara lebih produktif tanpa merusak lingkungan.
Selain penyampaian materi, kegiatan juga diisi dengan sesi diskusi interaktif antara peneliti dan petani.
Dalam sesi tersebut, petani Balongga menyampaikan pengalaman serta kendala yang mereka hadapi, seperti kesulitan mengelola lahan miring, terbatasnya pengetahuan teknis, dan kebutuhan akan inovasi yang sesuai dengan kondisi lokal.
Kepala Desa Balongga, Ajmain Ramadhan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Universitas Tadulako atas inisiatif itu. Ia berharap hasil penelitian tersebut tidak hanya berhenti pada tataran akademik, tetapi juga benar-benar bisa diimplementasikan di lapangan sebagai solusi atas persoalan lingkungan yang dihadapi masyarakat.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan lahir kolaborasi berkelanjutan antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian tanah dan air sebagai modal utama pertanian dan kehidupan masyarakat pedesaan. RHT