Pahami dan prediksi kondisi lalu lintas kota. Kondisi jalan dalam kota seperti kemacetan, persimpangan yang ramai, hingga pejalan kaki yang tiba-tiba menyeberang membuat risiko berkendara semakin tinggi. Perempuan perlu membiasakan diri memindai kondisi sekitar (scanning) untuk memprediksi potensi bahaya. Menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan, mengurangi kecepatan saat melewati area sekolah, pasar, atau gang padat, serta menghindari berkendara terlalu rapat di sisi kiri yang rawan kendaraan membuka pintu mendadak, menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko kecelakaan.

Berkomunikasi dengan pengendara lain di jalan. Banyak insiden di jalan terjadi karena pengendara tidak memberikan sinyal dengan jelas saat akan bermanuver. Penggunaan lampu sein, klakson secara wajar, dan kontak mata singkat dengan pengguna jalan lain dapat membantu menyampaikan maksud pergerakan dengan lebih aman. Biasakan menyalakan lampu sein beberapa detik sebelum berpindah jalur atau berbelok, dan pastikan kondisi sekitar aman sebelum mengambil celah di antara kendaraan lain. Komunikasi yang baik di jalan membantu mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan keselamatan bersama.

Gaya berkendara perempuan memiliki karakteristik tersendiri dan memerlukan perhatian ekstra, baik dari diri sendiri maupun pengendara lain. Perlengkapan berkendara adalah perlindungan pertama dan terbaik bagi pengendara sepeda motor, disertai pemahaman fitur motor serta perawatan rutin di AHASS terdekat untuk memastikan kondisi kendaraan tetap prima.

“Keselamatan dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari—mulai dari memakai helm SNI, jaket, sarung tangan, celana panjang, hingga sepatu tertutup. Jika ditambah dengan motor yang terawat dan cara berkendara yang benar, perjalanan akan terasa lebih aman, nyaman, dan tentu saja lebih happy. Itulah wujud nyata #Cari_Aman di jalan,” ujar Yusman, Safety Riding Instructor Honda Anugerah Perdana Sulawesi Tengah.*/YAN